Nasional

Pendidikan Karakter Kunci Utama Bangun Nasionalisme Anak di Era Globalisasi

Jum, 5 Agustus 2022 | 21:30 WIB

Pendidikan Karakter Kunci Utama Bangun Nasionalisme Anak di Era Globalisasi

Pendidikan karakter merupakan kunci utama dalam membangun nasionalisme di era globalisasi.

Jakarta, NU Online

Psikolog keluarga Nurmey Nurulchaq menjelaskan bahwa pendidikan karakter menjadi kunci utama untuk kembali melahirkan generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme tinggi di tengah gempuran era globalisasi. 


“Tujuan utama dari pendidikan karakter adalah untuk membentuk dan menyempurnakan individu generasi muda dengan cara melatih kemampuan diri mereka sehingga mereka mengerti dan memahami jati diri mereka masing-masing,” jelas perempuan yang akrab disapa Ning Rully itu kepada NU Online, Jumat (5/8/2022).


Bagi Ning Rully, ketika jati diri telah diperoleh maka dengan mudah rasa nasionalisme akan tumbuh dalam diri generasi muda Indonesia, sehingga era globalisasi tidak lagi akan mampu mengubah pola pikirnya.


“Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme secara langsung memang tidak mudah, semua membutuhkan proses. Rasa nasionalisme bisa dilahirkan dan ditingkatkan dengan pendidikan karakter sedini mungkin,” tutur Ning Rully.


Pendidikan karakter menurutnya bukanlah hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia. Semangat pendidikan karakter bahkan telah lama dikenalkan oleh Soekarno selaku bapak proklamator sebagai pembentuk kepribadian dalam mewujudkan bangsa yang berkarakter.


“Tujuan Presiden Soekarno mengajarkan pendidikan karakter tidak lain untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkarakter,” terang Ning Rully.


“Bangsa ini membutuhkan generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme tinggi, dan ini bisa didapatkan setelah adanya pendidikan karakter yang baik,” sambungnya. 


Lebih lanjut, Pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) bidang Peningkatan Kualitas Keluarga itu mengatakan bahwa generasi muda hari ini mempunyai tanggung jawab memajukan bangsa Indonesia. Karenanya, mereka dituntut untuk memiliki rasa nasionalisme yang tinggi apalagi di era globalisi.


“Jangan biarkan arus globalisasi yang begitu pesat membuat kita melupakan jati diri sebagai bangsa Indonesia, hingga menghilangkan rasa nasionalisme yang ada di dalam diri kita,” tegas Ning Rully.


Sebagai informasi, Indonesia memiliki Peraturan Presiden tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Aspek ini juga masuk dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, danTeknologi (Kemendikbud-Ristek) untuk menggantikan Ujian Nasional (UN).


Adapun tujuan penguatan pendidikan karakter salah satunya untuk membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syakir NF