Nasional RISET DIKTIS

Penguatan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal Danau Maninjau

Sel, 15 Oktober 2019 | 13:45 WIB

Penguatan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal Danau Maninjau

Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Foto: minangkabaunews.com)

"Orang bilang tanah kita tanah surga,Tongkat kayu dan batu jadi tanaman"  
 
Jika kita meresapi maka dari lirik lagu yang dibawakan Gurp Band Koes Plus itu rasanya memang benar adanya. Bahwa Indonesia adalah tanah surga, berbagai macam jenis kekayaan alam seperti batu bara, gas bumi, minyak tanah dan lain sebagainya ada Indonesia.
 
Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki berbagai macam tempat pariwisata dari pegunungan hingga pantai yang memperlihatkan keindahan alam yang menakjubkan. Maka tak heran jika Budayawan Emha Ainun Nadjib pernah mengatakan bahwa Indonesia adalah sepenggal kepingin surga yang jatuh ke bumi. Bahkan seorang ulama Internasional, Ketua Persatuan Ulama Suriah Syekh Taufiq Ramadan Al-Buthi dalam suatu kesempatan di acara Munas Konbes NU pernah mengemukakan pujian bahwa Indonesia merupakan taman surga. 
 
Indonesia juga kaya akan produk kebudayaan yang berasal berbagai macam suku, etnis dan agama. Semua perbedaan itu bersatu di bawah naungan lambang Garuda bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan itu menjadi semacam yang menegaskan bahwa meskipun banyak perbedaan kita tetap satu, Bangsa Indonesia. Namun, semua itu akan menjadi sia-sia belaka jika negeri yang dipuji-puji sebagai surga ini tidak dijaga dan dirawat dengan baik oleh masyarakatnya. 
 
Danau Maninjau merupakan salah satu contoh kekayaan alam Indonesia, lokasinya berada di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Danau Maninjau memiliki pemandangan yang indah dan menjadi ikon wisata kebanggaan warga setempat, namun sayang akibat adanya aktivitas penduduk sekitar danau yang berlebihan dalam memanfaatkannya, kini kekayaan alam tersebut mulai terancam kelestariannya.  
 
Untuk mengatasi persoalan tersebut, salah satunya telah dilakukan oleh Rahmi melalui penelitian berbasis pengabdian masyarakat pada tahun 2018 dengan judul Penguatan Ekonomi Kreatif  Ramah Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal dalam Penyelamatan dan Pelestarian Danau Maninjau di Badan Kontak Majlis Taklim (BMKT) Masjid Raya Nagari Bayur.
 
Penelitian yang didukung oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018 ini sebagai upaya pelestarian Danau Maninjau melalui program pengabdian masyarakat berbasis masjid (PMTI). Bentuknya ialah memberikan pendampingan kepada suatu kelompok masyarakat agar tetap bisa memanfaatkan lingkungan Danau Maninjau tanpa harus merusaknya. 
 
Dalam laporan penelitiannya, Rahmi menjelaskan bawa adanya program tersebut disambut baik oleh masyarakat, pasalnya kegelisahan akan rusaknya alam Danau Maninjau yang selama ini menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat setempat juga lambat-laun mulai dirasakan. Jika Danau tersebut tercemar maka sumber penghasilan pun ikut terpuruk, otomatis kegiatan perekonomian masyarakat pun bisa menjadi lumpuh. 
 
Program yang dilakukan berupa pendampingan kepada Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Masjid Raya Nagari Bayur berjalan dengan mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Salah satunya adalah program penguatan ekonomi berbasis masjid yang dilakukan dengan cara memberikan motivasi, meningkatkan kesadaran, membina aspek pengetahuan dan sikap meningkatkan kemampuan serta mobilisasi sumber produktif dan mengembangkan jaringan yang lebih luas lagi. 
 
Anggota BKMT Nagari Bayur yang umumnya didominasi oleh perempuan, menurut hasil penelitian Rahmi ini, memiliki potensi yang sangat besar dalam proses penguatan ekonomi berbasis kearifan lokal. Potensi tersebut antara lain di bidang perikanan dan pasar tradisional, argowisata, dan mengkonversi teknologi lokal.
 
Pemberdayaan ekonomi dari beberapa potensi tersebut sangat mungkin dilakukan, karena melihat dari kondisi alam Danau Maninjau yang dikelilingi oleh perbukitan. 
 
Pemberdayaan ekonomi yang berbasis pada kearifan lokal dalam penyelamatan lingkungan merupakan suatu proses membangun kembali struktur komunitas insani dalam berperilaku usaha yang ramah terhadap lingkungan dengan mempertimbangkan kearifan lokal yang telah dimiliki.
 
Perspektif baru dalam pemberdayaan ini adalah cara-cara baru untuk berhubungan antar pribadi, mengorganisasikan kehidupan sosial, ekonomi dan memenuhi kebutuhan insani menjadi lebih dimungkinkan. Konsep pemberdayaan ini Menurut, Rahmi sangat penting dilakukan, agar selain bisa memanfaatkan alam untuk peningkatan perekonomian juga sekaligus melindunginya dari kerusakan.
 
 
 
Penulis: Kifayatul Ahyar
Editor: Kendi Setiawan