Nasional

Pentingnya Angle dalam Penulisan Berita

Ahad, 18 April 2021 | 18:30 WIB

Pentingnya Angle dalam Penulisan Berita

Satu peristiwa yang sama bisa memancing angle yang berbeda.

Jakarta, NU Online

Tadarus Jurnalistik NU Online memasuki pertemuan kedua pada Ahad (18/4). Narasumber pertemuan, Abdullah Alawi wartawan senior NU Online yang kini bertugas di NU Online Jawa Barat, membawakan materi angle atau sudu berita.

 

Abah, panggilan akrabnya menyampaikan angle adalah sudut pandang (poin of view) wartawan terhadap sebuah peristiwa. Secara teknis sudut pandang ini menentukan penulisan judul (head) dan teras (lead) atau paragraf pertama dalam sebuah naskah berita.

 

Istilah lain news angle (sudut pandang berita) adalah news page, news hook, dan story hook (momentum berita). "Pengertian tersebut mengarah pada pengertian pokok berita, topik atau peristiwa aktual, atau situasi yang menjadi nilai berita (news value)," kata Abdullah Alawi.

 


Menurutnya, sudut pandang berita dapat dipengaruhi oleh pengalaman, gender, dan ideologi wartawan. Namun, ketika masuk meja redaksi, keputusan memilih sudut pandang berita dikaitkan dengan nilai berita, yakni aktual atau hangat dibicarakan, menyangkut tokoh, novelty (pertama kali), eksklusif, dan juga memiliki magnet atau besaran dampak.

 

Posisi wartawan sangat vital, kata Abah, sebab wartawan dapat membina pendapat publik. Apabila wartawan memberitakan hal positif tentang NU maka publik dunia akan menyukai NU. Ia mengutip salah satu judul lagu Nasida Ria Wartawan Ratu Dunia.

 

Ia berpesan kepada jurnalis NU untuk menyiapkan nilai-nilai pada berita yang akan ditulis sesaat sebelum membuat berita. Tujuannya agar dapat menghadirkan angle yang baik dan dapat mengedukasi pembaca.

 

"Angle itu mengampu judul dan isi berita. Pokoknya angle berita itu intinya inti, menjadi panduan terhadap seluruh teks berita," ujarnya.

 

Ia mengatakan satu peristiwa yang sama bisa memancing angle yang berbeda. Contohnya, pada saat Gus Yaqut diangkat sebagai Menteri Agama RI, ada media yang menuliskan dengan angle positif, tetapi ada juga negatif. Salah satu media, memberitakan dengan angle negatif dengan membuat judul dan menggunakan foto yang kurang pantas.

 

"Dalam kaidah pemberitaan, menampilkan keburukan tokoh yang bersangkutan (dalam sebuah berita) tidak patut dilakukan," kata Abah.

 

Berbeda dengan NU Online Jawa Barat yang memberitakan Gus Yaqut dengan angle positif. Mulai dari penggunaan judul hingga foto yang digunakan. Jadi, kata Abah, hadirnya NU Online juga dapat menjaga marwah atau eksistensi Nahdlatul Ulama melalui dunia jurnalistik.

 

Tak hanya itu, ia berpesan untuk lebih kreatif dalam mengambil sudut pandang berita. Menurutnya sudut pandang berita harus didasari sepuluh nilai berita. Adapun sepuluh nilai berita tersebut, yakni berpengaruh, penting, aktual, dekat, adanya tokoh, berdampak, terdapat konflik, menyentuh perasaan, unik, dan menarik.

 

Sepuluh nilai berita tersebut merupakan parameter kelayakan dalam sebuah berita. "Mari ambil sudut pandang dari yang tidak biasanya," harapnya.



Tadarus Jurnalistik NU Online diadakan untuk meningkatkan kapasitas para kontributor NU Online dan subdomain di berbagai daerah. Diagendakan dalam empat pertemuan setiap Ahad siang melalui virtual. Pada pertemuan sebelumnya membahas Ragam Berita yang disampaikan Redaktur NU Online Jawa Timur, Syaifullah Ibnu Nawawi.
 

Masih ada dua pertemuan berikutnya, yakni Ahad, 25 April 2021 dengan menampilkan Redaktur NU Online Jawa Tengah, Syamsul Huda yang akan membawakan materi Teknik Wawancara. Sementara Redaksi Pelaksana NU Online, Mahbib Khoiron dijadwalkan menyampaikan Framing dan Kebijakan Redaksi NU Online pada 2 Mei 2021.

 

Tadarus Jurnalistik NU Online merupakan salah satu layanan yang diadakan untuk peningkatan kapasitas penulis dan kontributor NU Online. Program lainnya yakni Kelas Jurnalistik telah berlangsung pada Desember 2020-Februari 2021. Kemudian, untuk menyiapkan penulis konten keislaman, NU Online juga mengadakan Kelas Menulis Konten Keislaman yang pada pekan ketiga bulan April ini memasuki sesi akhir.


Kontributor: Abdullah Faqihuddin Ulwan
Editor: Kendi Setiawan