Nasional

Perkaya Hati dengan Qanaah, Begini Triknya menurut KH Zakky Mubarak 

Rab, 15 Maret 2023 | 23:00 WIB

Perkaya Hati dengan Qanaah, Begini Triknya menurut KH Zakky Mubarak 

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak (Foto: Fb Zakky Mubarak Syamrakh)

Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak membagikan cara untuk memperkaya hati dengan qanaah. Qanaah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa tidak puas dan perasaan kurang.


"Dengan qanaah beban dalam hati akan terasa ringan sehingga qanaah dapat disebut sebagai salah satu cara memperkaya hati," kata Kiai Zakky dikutip NU Online Rabu (15/3/2023) dalam tausiah digitalnya di akun facebook Zakky Mubarak Syamrakh.  


Ada tiga spesifikasi yang menurut Kiai Zakky sangat erat dengan sifat qanaah, yaitu:

  1. Sikap sederhana dan membatasi keinginan sehingga tidak berlebihan, dan memanfaatkan apa yang dimilikinya untuk kebaikan dan kemanfaatan 
  2. Merasa cukup dan bersyukur pada apa yang dikaruniakan Allah swt kepadanya dalam segala hal
  3. Menyadari bahwa apa yang dimilikinya, setelah memenuhi kebutukan dirinya dan orang-orang di bawah tanggungannya adalah merupakan bagian yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain yang amat membutuhkan. 
 

Hal yang perlu digaris bawahi dari ketiga spesifikasi di atas, jelas Kiai Zakky, sikap qanaah tidak melarang seseorang untuk menjadi kaya. Namun, membatasi seseorang untuk mengontrol penggunaan hartanya, dan memprioritaskannya untuk kemanfaatan yang lebih luas. 


"Jadi, qanaah ini tidak berarti seseorang tidak boleh kaya, asal kekayaannya itu dimanfaatkan secara wajar, sesuai ketentuan agama," jelas dia. 


Sesungguhnya, sambung dia, tidak ada masalah bagi seseorang yang memiliki kekayaan, asal tetap bertakwa. Kesehatan bagi orang yang bertakwa adalah lebih baik dari kekayaan dan suasana hati yang berbahagia adalah merupakan bagian dari kenikmatan yang dianugerahkan Allah swt. 


Lebih lanjut, ia menambahkan tentang sikap qanaah yang banyak diisyaratkan dalam Al-Qur’an maupun hadits, antara lain dalam QS Al-Qashas ayat 77 dan Al-A’raf ayat 31-32. 


"Intisari dari ayat tersebut adalah: diperintahkan kepada umat manusia agar berusaha meraih apa yang diberikan Allah dalam kehidupan akhirat. Namun demikian, tetap tidak boleh melupakan kehidupan dunia. Setiap diri manusia diperintahkan agar berbuat baik kepada orang lain dan kepada makhluk Allah secara umum," terangnya. 


Ia juga menerangkan bahwa intisari dari ayat-ayat Al-Qur’an tadi adalah alarm bagi manusia untuk dapat mengerem keinginannya agar tidak jatuh dalam ketamakan, yang tak lain adalah lawan dari sifat qanaah. 


Seseorang yang telah terperosok kepada ketamakan, lanjutnya, akan melakukan berbagai cara untuk memenuhi keinginannya, tidak memandang halal atau haram. 


"Mengenai sifat tamak ini, Nabi memperingatkan umat manusia agar tidak tergiur dalam kemewahan dunia dan kemilau perhiasannya, sehingga akan menjerumuskan umat manusia," terang dia. 


"Sementara, mereka yang hidup dalam keadaan qanaah akan memiliki sifat iffah atau sikap menjaga diri dari akhlak yang buruk," tandas Kiai Zakky. 


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan