Nasional

Pesantren Inggris Assalam Bogor Kembali Gelar Doa Bersama untuk Kesembuhan David

Sen, 27 Maret 2023 | 21:00 WIB

Pesantren Inggris Assalam Bogor Kembali Gelar Doa Bersama untuk Kesembuhan David

Ustadz Hafas Alawy bersama para santri mendoakan kesembuhan David, pada Sabtu (25/3/2023). (Foto: dokumen Pesantren Inggris Assalam Bogor)

Jakarta, NU Online

Pesantren Inggris Assalam, Bogor, Jawa Barat kembali menggelar doa bersama untuk kesembuhan Crystalino David Ozora, korban penganiayaan yang dilakukan oleh tersangka Mario Dandy Satrio bersama Shane Lukas dan perempuan berinisial AG. 


David yang sudah sebulan lebih terbaring di RS Mayapada Kuningan, Jakarta itu tercatat sebagai alumni santri dari Pesantren Inggris Assalam, Bogor. David nyantri di sana pada 2019 hingga sekitar tahun 2022. 


Acara doa bersama untuk kesembuhan David itu merupakan acara penutup dari kegiatan bertajuk ‘Ready, Set, Go!’ di Bogor Creative Center pada Sabtu (25/3/2023). Berbagai kegiatan telah dilangsungkan selama dua pekan antara lain workshop, screening film, dan community talk sebagai wadah kreativitas santri. 


“Dari sekian banyak rangkaian kegiatan, pihak pesantren kembali menggelar doa bersama untuk kesembuhan David. Kita kembali mendoakan alumni yang juga keluarga kita yang kondisinya semakin membaik. Semoga cepat pulih dan bisa bergabung tertawa ceria kembali ,” kata Pengasuh Pesantren Inggris Assalam Bogor, Ustadz Hafas Alawy kepada NU Online, Senin (27/3/2023). 


Sebagai pengasuh pesantren, Ustadz Hafas mengaku terus memantau perkembangan David di rumah sakit. Ia bersama para santri di Pesantren Inggris Assalam Bogor akan terus mengawal kesembuhan melalui doa bersama. 


“Tentu kami sangat memperhatikan para alumni pesantren, dan khusus untuk David kita kawal terus dalam doa demi kesembuhannya. Alhamdulillah agenda doa bersama untuk David ini dihadiri oleh para wali santri dan Wakil Wali Kota Bogor Pak Dedie Rachim,” ujar Ustadz Hafas. 


Kondisi Terkini David

Paman David, Rustam Hatala mengabarkan kondisi terkini keponakannya setelah satu bulan lebih dirawat secara intensif di rumah sakit. Ia mengatakan, perkembangan bagus David terlihat dari penglihatan yang mulai ada respons mengikuti gerakan. Hal ini lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. 


“Peningkatan juga di posisi berdiri. Sekarang David sudah bisa diposisikan berdiri, lebih lama. Bahkan tadi itu sampai sekitar 20 menit dilatih berdirinya biar nggak kaku,” ujar Rustam, Sabtu (25/3/2023). 


Rustam mengaku, pihak keluarga telah mendapat hasil diagnosis doter. Hasilnya, David cedera otak parah. Hingga saat ini, David belum sadar secara penuh. Namun, cedera-cedera fisik seperti luka-luka yang ada di luar permukaan kulit sudah sembuh. 


“Tapi lebih ke cedera di dalam yang memang kita belum tahu kondisinya seperti apa. Memang yang belum sama sekali kelihatan itu soal kesadarannya karena sama sekali belum (mengenali orang).  Orang tuanya saja belum dikenali. Jadi masih belum ada perkembangan kalau tingkat kesadaran,” katanya. 


Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumantri Suwarno mengunggah foto di twitter yang menggambarkan momen David memeluk sang ayah, Jonathan Latumahina. 


David menghadap ke Jonathan yang berada di sisi kanan, lalu melingkarkan tangannya ke leher ayahnya. Sementara Jonathan mendekap David penuh hangat. Tangan kirinya memegang kepala, sedangkan tangan kanannya memegang punggung David. 


“Pelukan yang ditungguh-tunggu oleh seorang ayah yang sebulan lebih berjuang dengan seluruh emosinya untuk membersamai dan menyemangati anaknya yang berjuang melawan sakit yang luar biasa. Ayah Jonathan dan David. Semoga kebahagiaan dan kebersamaan segera kembali buat kalian,” kata Sumantri dalam cuitannya di twitter. 


Kerabat Jonathan, Alto Luger menyampaikan bahwa pada Ahad (26/3/2023) kemarin, David dijadwalkan untuk melakukan terapi stem cell atau sel punca untuk proses pemulihan, terutama di bagian saraf. Namun, terapi stem cell yang sudah dijadwalkan itu batal. 


“Setelah tim dokter melakukan asesmen terhadap David, diputuskan untuk proses observasi dilanjutkan. Jadi belum bisa stem cell karena harus diobservasi. Tapi intinya adalah untuk melihat lagi proses ini dan melakukan pendalaman terkait efek-efek yang mungkin kontra produktif terhadap perkembangan David,” ujar Alto. 


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF