Nasional

PP Pergunu: Batang Tubuh RUU Sisdiknas Harus Cantumkan Sekolah dan Madrasah

Jum, 1 April 2022 | 09:00 WIB

PP Pergunu: Batang Tubuh RUU Sisdiknas Harus Cantumkan Sekolah dan Madrasah

PP Pergunu: Batang Tubuh RUU Sisdiknas Harus Cantumkan Sekolah dan Madrasah. (Foto: NU Online/Erik)

Jakarta, NU Online 
Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) menggelar acara Peringatan Hari Lahir Ke-70 dibarengi kegiatan Sarasehan Pendidikan Nasional dengan tema Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia, di hotel Arya Duta Tugu Tani, Jl Prajurit KKO Usman dan Harun, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (31/3/2022). 


Ketua Pelaksana Kegiatan, Aris Adi Leksono,  dalam sambutannya mengatakan bahwa Pergunu menuntut agar batang tubuh Undang-Undang (RUU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) harus mencantumkan sekolah dan madrasah.

​​​​​​

Aris menjelaskan bahwa dunia pendidikan akhir-akhir ini mengalami tantangan yang cukup berat, karena pandemi yang membuat aktivitas belajar menjadi terhambat. Bukan hanya itu saja, hasil penyusunan RUU Sindiknas dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan kultur dan sejarah pendidikan di Indonesia. 


“Sistem pendidikan Indonesia lagi-lagi diuji dengan penyusunan RUU Sindiknas yang terdapat beberapa poin tidak sesuai dengan kebutuhan kultur, kekhasan, sejarah, kearifan lokal pendidikan di Indonesia. Mudah-mudahan melalui forum ini kita bisa merumuskan sebuah rekomendasi yang kemudian menjadi solusi pendidikan di Indonesia ke depan menjadi lebih baik,” terang Sekretaris Jenderal PP Pergunu ini.


Sementara itu, Prof Muhammad Ali Ramdhani dalam pidatonya mengatakan bahwa Pergunu telah menjadi bangunan yang tidak sekedar seperti menara gading yang indah, elok dan berwibawa ketika dipandang, tetapi Pergunu juga telah terwujud menjadi sebuah mercusuar yang mampu menerangi dunia di saat kegelapan dan menunjukkan arah peradaban.


“Apabila Engkau ingin berkehidupan selama tahunan maka tanamlah padi. Apabila Engkau ingin kesejahteraan selama puluhan tahun maka tanamlah pohon dan apabila engkau ingin kesejahteraan selama berabad-abad maka tanamlah orang. Dan itu yang dilakukan oleh Pergunu,” ujar ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU.


Prof Ali menjelaskan bahwa kemampuan beradaptasi bagi seluruh guru menjadi penting. Karena adanya dinamika yang terus berubah. Hal itu sudah niscaya agar senantiasa belajar. Menurutnya, belajar sepanjang hidup merupakan mandat yang diberikan oleh Rasullah Saw terhadap individu setiap orang.


“Bahwa orang yang terpelajar hanyalah pemilik masa lalu. Orang yang terus belajar akan menjadi pemilik masa depan. Itulah para guru,” tuturnya.


Menurutnya, melalui kekuatan adaptasi yang disertai dengan kokohnya nilai agama dapat menciptakan insan yang paripurna. Melalui eksistensi organisasi profesi guru segala cita-cita untuk menghadirkan anak-anak bangsa yang menjadi pelaku utama dalam sebuah kemajuan peradaban dapat diwujudkan dengan baik.

 

Diberitakan media ini sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyatakan bahwa madrasah tetap masuk Sisdiknas dan diatur melalui batang tubuh RUU Sisdiknas. Hanya saja agar lebih fleksibel penamaan spesifik jenis sekolah akan dipaparkan di bagian penjelasan agar tidak terikat di tingkat UU.


"Sekolah maupun madrasah secara substansi tetap menjadi bagian dari jalur-jalur pendidikan yang diatur dalam batang tubuh RUU Sisdiknas. Namun penamaan secara spesifik seperti SDN, MI, SMP dan MTs atau SMA, SMK, dan MA akan dipaparkan di bagian penjelasan," tegas Nadiem dalam unggahan video di akun Instagramnya, Rabu (30/3/22). 


Kontributor: Erik Alga Lesmana
Editor: Syamsul Arifin