Nasional

Prof Nasaruddin: Musibah adalah Surat Cinta Allah untuk Hamba yang Arif 

Ahad, 11 Juli 2021 | 23:00 WIB

Prof Nasaruddin: Musibah adalah Surat Cinta Allah untuk Hamba yang Arif 

Prof Nasaruddin Umar (Foto: nasaruddinumar.id)

Jakarta, NU Online 
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar mengatakan orang yang arif akan memahami bahwa musibah adalah surat cinta Allah SWT kepada hamba-Nya. Menurutnya, boleh jadi sebuah musibah di mata manusia buruk, tapi di mata Allah tidak. Sebaliknya, bisa jadi manusia menganggap sesuatu baik, tapi pada hakikatnya semua itu di mata Allah SWT kurang baik.

 

Berbicara pada acara Shalawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah, Ahad (11/7) malam, Prof Nasaruddin menerangkan bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat tiga istilah yang dimaksud dengan ujian, yakni azab, musibah, dan bala. Azab merupakan siksaan yang ditimpakan kepada orang kafir tapi tidak disentuhkan kepada orang yang beriman. 

 

Ia mencontohkan kisah Nabi Nuh As dan kaumnya yang beriman selamat dari musibah banjir namun orang kafir binasa. "Saat itu semua orang kafir tenggelam termasuk istri dari Nabi Nuh As dan anak kandungnya, sedang umat Islam yang beriman kepada Nabi Nuh selamat karena saat itu dimasukkan ke kapal Nabi Nuh As," terangnya. 

 

Lalu apa yang harus dilakukan oleh orang yang saat ini sedang tertimpa ujian? Rektor Institute Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an itu menyarankan agar kita menerima ujian tersebut sebagai musibah. 

 

Wakil Menteri Agama RI tahun 2011-2014 itu menjelaskan bahwa musibah berbeda dengan azab. Jika azab bermakna menyiksa, sedangkan musibah dalam Al-Qur'an dan hadits dianggap sebagai puncak sebuah kebahagiaan dan kenikmatan.

 

Prof Nasaruddin melihat terkadang manusia tidak memahami hikmah di balik musibah, sehingga timbul rasa kecewa dan sering menyalahkan. "Padahal seandainya kita diberikan kearifan oleh Allah SWT pasti kita mampu bersabar menanti apa yang terjadi di balik sebuah musibah dan pada saatnya nanti akan mensyukuri musibah tersebut," kata Prof  Nasaruddin, yang juga Mustasyar PBNU itu.

 

Karena itu, Prof Nasaruddin berpesan kepada siapa pun yang tertimpa musibah jangan langsung menyalahkan diri sendiri atau bahkan menyalahkan Tuhan karena menurutnya di balik semua musibah ada hikmah. "Hari ini kita menganggapnya musibah, esok hari bisa jadi terdapat hikmah di dalamnya," tegas tokoh Islam Indonesia kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu.

 

Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan