Nasional

Prof Quraish Shihab Contohkan Wasit dalam Memaknai Wasathiyah

Jum, 11 November 2022 | 23:00 WIB

Prof Quraish Shihab Contohkan Wasit dalam Memaknai Wasathiyah

Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Quraish Shihab. (Foto: YouTube Quraish Shihab)

Jakarta, NU Online
Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Quraish Shihab memberikan pemahaman moderasi beragama yang berarti wasathiyah dengan mencontohkan kata wasit dalam bahasa Indonesia.


ā€œJika saya dapat memberikan contoh tentang wasathiyah dalam bahasa Indonesia ada kata wasit yang berarti pertengahan. Wasit itu terlibat dalam permainan, tetapi dia tidak ikut bermain. Itulah wasit,ā€ ungkapnya dalam tayangan YouTube Quraish Shihab berjudul Moderasi Beragama, dilihat NU Online pada JumatĀ (11/11/2022).


ā€œDia tidak memihak kepada yang kiri maupun yang kanan. Dia baru memihak yang kanan jika yang kiri melakukan sesuatu yang mengambil hak kanan, itulah wasit,ā€ sambung Prof Quraish.


Menurut doktor jebolan Universitas Al-Azhar Mesir ini, moderasi dalam bahasa agama diartikan dengan wasathiyah yang berarti pertengahan antara dua ekstrem. Di dalam kamus-kamus bahasa juga diartikan bahwa pertengahan itu merupakan bagian ujung dari sebelah kiri dan sebelah kanan.


ā€œBegitulah wasathiyah yang berada di satu titik, tidak memihak ke kiri dan tidak memihak yang kanan. Tetapi, kita terkadang harus mengambil dari yang kiri untuk memberikan yang kanan atas apa yang diambil secara tidak sah oleh yang kiri,ā€ tegasnya.


Prof Quraish menegaskan bahwa moderasi adalah keseimbangan. Akan tetapi, keseimbangan yang dimaksud bukan secara matematis. Lalu pertengahan yang perlu digarisbawahi dalam konteks penerapan moderasi yakni pertengahan. Bisa saja berbeda antara satu dengan yang lain akibat perbedaan situasi.


ā€œContohnya jika saya ingin tahu siapa yang di tengah, terlebih dahulu saya harus mengetahui berapa jumlah yang duduk. Dia kedua yang berada di tengah jika jumlahnya tiga. Dia yang kelima jika jumlahnya sebelas,ā€ tuturnya memberi ilustrasi.


ā€œJadi, penerapan moderasi itu tidak dapat dilakukan sebelum kita memiliki pengetahuan. Jika tidak, bisa kita menjadi ekstremis. Ini yang sering kali terjadi karena kita tidak mengetahui suatu persoalan,ā€ tandas pria asal Sulawesi Selatan ini.


Di dalam buku Moderasi Beragama yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI juga menyebutkan wasathiyah sebagai makna dari moderasi. Kata tersebut juga memiliki padanan makna dengan tengah-tengah, adil, dan berimbang.


Disebutkan Prof Quraish bahwa kata wasit bahkan sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Yaitu, wasit yang memiliki pengertian penengah atau perantara, pelerai atau pemisah, dan pemimpin di pertandingan.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori