Nasional

Punya Empati Tinggi, Gus Mus: Indonesia Solider terhadap Palestina

Rab, 3 Januari 2024 | 11:00 WIB

Punya Empati Tinggi, Gus Mus: Indonesia Solider terhadap Palestina

Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri usai “Untaian Doa dan Puisi untuk Palestina” yang berlangsung di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Selasa (2/1/2024). (Foto: NU Online/Nuriel Shiami Indiraphasa)

Jakarta, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustofa Bisri mengatakan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki nilai-nilai empati dan simpati dan akan terus menunjukkan kepedulian terhadap nasib bangsa-bangsa lain yang terjajah, khususnya Palestina.


Dalam gelaran “Untaian Doa dan Puisi untuk Palestina” yang berlangsung di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Selasa (2/1/2024) malam, Gus Mus membawakan dua buah syair bertajuk  “Telah Ada di Sisiku Sepucuk Senapan” karya Nizar Qabbani dan “Apakah Kau Terlalu Bebal atau Aku Terlalu Peka” karya pribadi.


Melalui puisi tersebut, pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu menyuarakan kembali pesan kemanusiaan.


“Pesan kemanusiaan. Kita bangsa yang punya empati, simpati, tidak hanya terhadap bangsa sendiri tapi juga terhadap bangsa lain. Kita tidak suka sama penjajahan, maka kita solidaritas kepada mereka yang terjajah, termasuk Palestina,” kata kepada awak media. 


“Apakah kau terlalu bebal atau aku yang terlalu peka? Ketika mobilmu melanda seekor anjing di jalan dan kurasakan derak tengkoraknya yang remuk digilas ban radialmu. Aku ingin muntah dan kau ngakak sambil mengumpat “mampus kau, najis!” bunyi petikan bait puisi Gus Mus.


Sementara itu, di bait lainnya adalah “Di layar kaca dalam warna sesuai aslinya kalian lihat asap mengepul. Orang-orang berlarian tanpa arah. Bocah-bocah kurus berwajah pucat di pelukan ibunya yang meraung-raung di samping mayat lelaki yang terkapar


Berbantalkan sepotong paha kawannya,” ucap Gus Mus, diiringi alunan musik latar oleh Sastro Adi.


“Terdengar dari speaker stereo-mu dentuman demi dentuman gelegar meriam berbaur dengan lengkingan tangis dan jeritan putus asa anak-anak manusia. Layar kaca terus menayangkan gambar hidup orang-orang mati dan orang-orang yang berangkat mati,” sambung Gus Mus, membacakan bait selanjutnya.


Sisipan bait lainnya, Gus Mus memekik, “Puing-puing di Irak, Libia, Syiria, di Yaman meluapkan bau bangkai dan mesiu. Di Gaza potongan-potongan mayat bergelimpangan di antara reruntuhan bangunan seperti kena kutuk, kematian dan pembantaian terus berlangsung di berbagai belahan dunia,” ucap dia.


Gelaran “Untaian Doa dan Puisi untuk Palestina” merupakan pembuka rangkaian Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 Kemenag. Kegiatan ini dibuka dengan doa dari anak-anak Indonesia untuk Palestina.


Selain Gus Mus, hadir pula para sastrawan Indonesia membacakan syair-syair indah untuk Palestina, KH Zawawi Imron, Sutardji Calzoum Bachri, Sosiawan Leak, Ine Febriyanti, dan Olivia Zalianty.