Nasional

Pusat Studi Halal Unusia Siap Jawab Halal-Haram Produk dari Aspek Mendapatkannya

Sel, 18 Februari 2020 | 10:00 WIB

Pusat Studi Halal Unusia Siap Jawab Halal-Haram Produk dari Aspek Mendapatkannya

Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mujib Qulyubi (Foto: NU Online/Husni Sahal)

Jakarta, NU Online
Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mujib Qulyubi menyatakan bahwa tantangan Pusat Studi Halal (PSH) Unusia adalah menjawab persoalan halal dan haram tidak dari sisi dzatnya, tetapi dari aspek bagaimana membuat atau mendapatkannya, baik berupa kosmetik, makanan, atau obat-obatan.

Demikian dikatakan Kiai Mujib pada acara Workshop Nasional bertajuk "Paradigma Ekosistem Halal Indonesia" dan Peluncuran Pusat Studi Halal Unusia di Jakarta, Selasa (18/2).

"Sesuai dengan perkembangan zaman, ada industri halal makanan berkembang sedemikian rupa, maka justru pertanyaan sekarang itu bukan yang halal lidzatihi, yang dipersoalkan di zaman modern sekarang dan tantangan pusat (PSH) bukan jenis haram yang ada di dalam Al-Qur'an yang qath'iyyud dilalah, bukan yang babi, darah, bangkai, tetapi industri yang sudah direkayasa ini," terang Kiai Mujib.

Kiai Mujib pun mengungkapkan bahwa pada Maret 2020, Nahdlatul Ulama menlaksanakan Munas-Konbes NU di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Pada perhelatan tertinggi setelah Muktamar NU itu, katanya, setidaknya ada 4 persoalan yang dibahas di komisi Waqi'iyah (terkait persoalan kekinian). 2 dari 4 persoalan itu disebutnya terkait dengan industri makanan.

"Dari 4 persoalan, yang 2 adalah soal industri makanan. Yaitu yang pertama soal gelatin, yang kedua soal makanan yang direkayasa, yang diambil dari sel," ucapnya.

Ia pun menceritakan bagaimana pentingnya membahas persoalan halal dan haram dari sisi mendapatkannya ini. Saat satu waktu dirinya ke Jepang, ia menaiki pesawat asal Jepang dengan mendaftarkan diri sebagai Muslim.

Menurutnya, saat di pesawat ia tidak diberikan satu jenis makanan oleh pihak pesawat karena identitasnya sebagai Muslim. Sementara yang lain dikasih makanan tersebut. Setelah ia bertanya-tanya, baru ia mendapat jawabannya, yakni bahwa makanan itu babi.

Selain Kiai Mujib, hadir juga pembicara lain, yakni dari Kementerian Agama H Mastuki HS, Wakil Rektor UI Luthfi Zuhdi, Dosen Unusia Sugeng Priono, dan Bankir Senior A Riawan Amin.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi