Nasional HARLAH KE-78 MUSLIMAT NU

Rais Aam dan Ketum PBNU hingga Presiden RI Hadiri Harlah Ke-78 Muslimat NU di GBK

Sab, 20 Januari 2024 | 07:30 WIB

Rais Aam dan Ketum PBNU hingga Presiden RI Hadiri Harlah Ke-78 Muslimat NU di GBK

Sejumlah tokoh di panggung Harlah Ke-78 Muslimat NU. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Sejumlah tokoh menghadiri perhelatan Hari Lahir (Harlah) Ke-78 Muslimat NU yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta Pusat, Sabtu (20/1/2024). Kegiatan ini bertajuk Membangun Ketahanan Keluarga untuk Menguatkan Ketahanan Nasional.


Para tokoh yang hadir antara lain Presiden Jokowi, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Miftachul Akhyar, Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Wakil Ketua Umum PBNU H Amin Said Husni dan KH Zulfa Musthofa, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Bendahara Umum PBNU Gudfan Arif.

 

Hadir pula Mustasyar PBNU Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Habib Luthfi Bin Yahya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Yaqut Cholil Qoumas. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

 

Harlah Muslimat NU tahun ini diwarnai dengan sejumlah kegiatan. Diawali dengan kegiatan khataman Al-Qur'an sebanyak 2.024 kali. Setelah khataman Al-Qur'an, kegiatan dilanjutkan dengan shalat tahajud dan hajat berjamaah, pembacaan dzikir, istighosah, doa khataman Al-Qur'an. 


Dalam acara tersebut juga dibacakan deklarasi pencegahan stunting yang dibawakan oleh perwakilan Muslimat NU dari wilayah masing-masing. Deklarasi sebagai komitmen Muslimat NU mencegah stunting. 


Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menambahkan, peringatan Harlah ke-78 ini diharapkan dapat menjadi momentum doa bersama untuk kemaslahatan Indonesia dan menunjukkan kesatuan Muslimat NU dalam mendukung nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan. 


"Kita berdoa untuk keselamatan bangsa Indonesia. Mudah-mudahan dengan itu, Allah memberikan rahmat dan karunia menjadi bangsa dan negara yang Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr," tutup dia.