Nasional

Rancangan Kerja Sama ANRI dan PBNU Terus Diperkuat

Rab, 31 Maret 2021 | 08:00 WIB

Rancangan Kerja Sama ANRI dan PBNU Terus Diperkuat

Sekjen PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini (kanan) membaca draft draft kerja sama ANRI dan PBNU, Selasa (30/3). (Foto: Perpustakaan PBNU)

Jakarta, NU Online

Perpustakaan PBNU dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) terus memperkuat rancangan kerja sama kedua pihak. Penguatan itu kembali dilakukan dengan pertemuan kembali antara Kepala Perpustakaan PBNU H Syatiri Ahmad dan Kepala ANRI pada Selasa (30/3) sore.

 

Kepala Perpustakaan PBNU H Syatiri mengatakan pertemuan tersebut dilakukan setelah pertemuan pertama yang dilakukan beberapa waktu sebelumnya. Pada pertemuan di Ruang Perpustakaan PBNU, kedua pihak menindaklanjuti pembicaraan kerja sama yang secara teknis tertuang dalam rancangan perjanjian kerja sama.

 

"Kami melakukan pembicaraan bagaimana teknis kerja sama nantinya kepada Sekjen PBNU, Pak Ahmad Helmy Faishal Zaini dalam rancangan MoU agar secara teknis nantinya apakah sudah sesuai dan sama persepsinya," kata Syatiri.

 

Ia mengatakan kerja sama tersebut nantinya sangat penting karena bagian upaya dari mengamankan arsip-arsip PBNU. Disampaikan, bahwa kerja sama penyimpanan arsip PBNU oleh ANRI diawali oleh Sekjen PBNU masa khidmat 1979-1984, KH Munasir.


"Beliau menyerahkan arsip-arsip PBNU pada akhir bulan Agustus 1983, tiga bulan sebelum Munas di Sitbunondo atau setahun sebelum Muktamar NU 1983," kata H Syatiri.

 

Banyaknya arsip yang diserahkan PBNU kepada ANRI kala itu sebanyak dua truk. Arsip-arsip ini sudah terdata dan terdigitalisasi di ANRI. Arsip-arsip itu sifatnya tertutup dan titipan, yang hanya bisa diakses dengan izin tertulis dari PBNU.


"Yang berwenang menandatangani rekomendasi atau memberikan izin akses arsip itu ada tiga orang, yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Ketua Umum PBNU, H Anwar Nuris Sekejn PBNU, dan H Ahmad Bagja Wakil Sekjen PBNU," jelas Syatiri.

 

Sejak tahun 1999, diberlakukan bahwa penandatanganan rekomendasi ANRI dilakukan oleh Kepala Perpustakaan PBNU.

 

"Kerja sama berikutnya, saya sebagai Kepala Perpustakaan PBNU tahun 2014 menyerahkan kertas kerja Gus Dur selama 15 tahun kepengerusan. Kertas kerja ini sudah diinventarisi dan diarsipkan di ANRI," kata Syatiri.

 

Dengan berbagai kerja sama sebelumnya, menurut Syatiri, pihak ANRI berharap dapat ditingkatkan saat ini. NU sebagai organisasi berjalan yang terus berkembang, adanya arsip organisasi ini penting untuk diselamatkan dan dilestarikan.

 

Adapun ANRI merupakan satu-satunya lembaga yang diberi tanggungjawab oleh negara baik dari sisi SDM, gedung, ruangan secara tersistem untuk keamanan arsip. "Kita perlu menyelamatkan arsip kita yang sudah difasilitasi negara. Umpamanya terjadi musibah atau arsip kita lapuk karena faktor usia dan itu musnah, kita akan kehilangan jejak, kehilangan sejarah PBNU," lanjutnya.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan