Nasional

RMI NU dan UINSA Sepakati Kerja Sama Pengembangan Fasilitas Pesantren

Rab, 18 September 2019 | 16:30 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Pusat Rabithah Maahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menandatangani nota kerja sama dalam hal pengembangan pesantren di Ruang Amphiteater Lantai 2, Gedung Twin Towers, UINSA Surabaya.

Ketua PP RMI NU H Abdul Ghofarrozin (Gus Rozin) dan Ketua RMI NU Jatim KH Agus Zaki Hadzik (Gus Zaki) mewakili pihak RMI NU. Sementara Rektor UINSA H Masdar Hilmy dan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UINSA mewakili pihak kampus sebagai penandatanganan kesepakatan.

Gus Rozin, dalam sambutanya, menyambut baik inisiasi kerja sama tersebut. Menurutnya, situasi dalam menghadapi era baru dengan konteks revolusi industri 4.0 menuntut pesantren atau lembaga pendidikan untuk berubah.

“Walaupun saya kira dalam konteks revolusi industri 4.0, fisik saja tidak cukup. Tetapi belum terlambat untuk memulai, berusaha untuk mengejar ketertinggalan. Bagaimana supaya ada support yang sistematis, masif, dan terstruktur untuk membangun fisik,” ujar Gus Rozin.

Gus Rozin juga berharap, kesepakatan kerja sama RMI NU dan UINSA tidak sekadar berhenti pada seremonial. “Maka kemudian, kami akan berperan sebagai pendobrak, alarm, sekaligus terus-menerus mengingatkan apa yang sudah dalam tahap perjanjian atau belum dan apa yang bisa kita sajikan,” kata Gus Rozin.

Sementara Gus Zaki menyampaikan bahwa melalui kerja sama dengan Fakultas Sains dan Teknologi UINSA, salah satu poin yang akan segera ditindaklanjuti adalah pembuatan sistem informasi untuk tata kelola administrasi perkantoran untuk pesantren di Jawa Timur.

“Sehingga walau pun pesantren itu ada puncak gunung, tetap bisa update,” kata Gus Zaki.

Penandatanganan kerja sama dilanjutkan dengan simposium nasional pondok pesantren dengan tema "Sinergi dan Kolaborasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren dalam Mendukung Pencapaian Sustainable Development Goals/SDGs."

Forum ini diinisiasi oleh Program Studi Arsitektur FST UINSA. Hadir sebagai narasumber Gus Rozin yang kini diamanahi sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan dalam Negeri, Kasubdit Sarana dan Prasarana Direktorat PTKI Kemenag RI Ruchman Basori, Kabid Perumahan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jatim Suci Purnomo, dan akademisi bidang arsitektur dari Institut Teknik Surabaya (ITS) H Muhammad Faqih.

Rektor UINSA H Masdar Hilmy dalam kesempatan ini berharap agar simposium tersebut mendorong munculnya kegiatan yang konkret.

“Suatu karya nyata yang terukur, terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) untuk kemaslahatan dalam bidang pengembangan desain dan perencanaan pengembangan pondok pesantren,” ujar Prof Masdar di hadapan utusan 100 pondok pesantren di lingkungan RMI NU yang hadir di forum seperti pers rilis yang diterima NU Online, Rabu (18/9).

Adapun Ruchman Bashori menyebut tiga fungsi Kementerian Agama RI tentang kebijakan pengembangan sarana dan prasarana pondok pesantren, yaitu rekognisi, regulasi, dan fasilitasi.

Forum ini dimoderatori oleh dosen FST UINSA Abdulloh Hamid. “Dalam hal desain arsitektur, kita punya khas desain arsitektur Islam Nusantara,” kata Abdulloh.
 

Editor: Alhafiz Kurniawan