Nasional

RMI PBNU Sebut GeNose Percepat Pencegahan Covid-19 di Pesantren

Jum, 8 Januari 2021 | 10:45 WIB

RMI PBNU Sebut GeNose Percepat Pencegahan Covid-19 di Pesantren

Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Jakarta, NU Online
Asosiasi Pondok Pesantren atau Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersyukur akhirnya penantian jutaan masyarakat Indonesia mendapatkan alat pendeteksi Covid-19 secara cepat, akurat dan murah terwujud. Hadirnya GeNose C-19 dapat mempercepat pencegahan Covid-19 di pesantren. 

 

Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin menuturkan, pihaknya bahagia ketika mendengar informasi GeNose C-19 besutan Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat izin edar. Menurut Gus Rozin, sapaan akrab KH Abdul Ghaffar Rozin, masyarakat Indonesia terkhusus santri dan pihak pesantren akan banyak menerima manfaat ketika alat pendeteksi virus Corona tersebut berhasil ditemukan. 

 

Apalagi, katanya, alat pendeteksi tersebut memiliki akurasi mencapai 92 persen dan hasilnya yang cepat. Belum lagi harganya yang dibandrol Rp15.000 sampai dengan 25.000 sangat bersahabat dengan keuangan pesantren. 

 

“Ketika mendengar GeNose mendapat izin edar betapa besar harapan kami di pesantren untuk mendapat manfaat dari temuan ini. Apalagi ini menjadi temuan kita bersama, temuan anak bangsa perguruan tinggi di Indonesia yang kita cintai," kata Gus Rozin saat diskusi virtual RMI PBNU, Jumat (8/1) sore. 

 

Pengasuh Pesantren Ma’had Aly fi Ushul Fiqih Pati menambahkan, kegiatan di pondok pesantren kemungkinan dapat kembali normal jika GeNose tersebut bisa digunakan oleh santri, kiai dan para guru. Selama ini, lanjutnya, pesantren kewalahan akibat mahalnya harga test PCR dan tes antigen untuk mendeteksi Covid-19 dalam tubuh.

 

“Dengan adanya GeNose insyallah kegiatan di pesantren menjadi normal kembali," ujar dia.

 

Di sisi yang lain, kehadiran GeNose dapat memperkecil penyebaran Covid-19 kepada para santri yang selama ini sudah mencapai 9000 santri yang terkonfirmasi positif Covid-19. Nantinya, setelah dilakukan pendeteksian oleh GeNose santri akan langsung diberikan kesempatan untuk karantina mandiri. 

 

"Kehadiran GeNose sangat membantu melakukan upaya deteksi dini, preventif akurat di pesantren," kata dia. 

 

Diberitakan sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengumumkan bahwa alat pendeteksi virus Covid-19 sudah dizinkan diproduksi masal. Dia pun menargetkan GeNose C19 untuk tipe rapid test segera dimanfaatkan oleh masyarakat. 

 

Menurut Bambang, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan produksi GeNose hingga 5.000 unit pada Februari dan 10.000 unit pada Maret mendatang. GeNose C19 sendiri sudah mendapatkan izin edar pada 24 Desember 2020 lalu.

 

Selanjutnya, alat pendeteksi korona lain yaitu rapid test berbasis antigen CePAD buatan Universitas Padjadjaran juga sudah mendapatkan izin edar sejak November 2020 dan ditargetkan mampu diproduksi 500.000 unit saban bulannya.

 

"Sudah mulai banyak pesanan untuk alat screening Covid-19. GeNose C19 cara penggunaanya dengan cara ditiup. GeNose C19 rencananya kami bandrol dengan kisaran harga Rp15.000 hingga Rp25.000 untuk sekali tes,"" ucapnya. 

 

Diskusi virtual mengusung tema Mengenal GeNose, Alternatif Solusi Deteksi Cepat Covid-19 di Pesantren. Hadir pada kesempatan ini dari Forum Silaturahim Nahdliyin Gadjah Mada Gus Muhammad Mustafied, inventor GeNose Eng Kuwat Triyana, Tim Riset GeNose Dian K Nurputra, dan Direktorat PUI UGM Henry Yuliando

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: