Selama Sakit di Arab Saudi, Seluruh Biaya Ditanggung Pemerintah
Ahad, 31 Juli 2022 | 22:00 WIB
Kadaker Makkah M Khanif (berkopiah) dan Direktur Pelayanan Haji Dalam Neger Saiful Mujab menjenguk jamaah haji yang sedang sakit (31/07/2022)
Achmad Mukafi Niam
Penulis
Makkah, NU Online
Sudah lebih dari 50 persen jamaah haji Indonesia telah pulang ke Tanah Air, namun ada sebagian dari mereka yang seharusnya sudah pulang, tetap harus tinggal di Arab Saudi karena alasan kesehatan. Bahkan ketika operasional haji telah ditutup, terdapat jamaah yang sakit masih harus dirawat di rumah sakit Arab Saudi.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab Saiful Mujab memastikan bahwa selama berada di Arab Saudi, seluruh biaya pengobatan jamaah haji menjadi tanggung jawab pemerintah.
“Jadi memang selagi masih menjadi jemaah ini tanggungan pemerintah. Jadi sampai kapan pun dia sakit, sampai dia sembuh, dinyatakan pulang masih tanggung jawab pemerintah. Baru setelah pulang sampai rumah ya udah selesai. Kalo sudah pulang sampai rumah, ya sudah serah terima, sudah tanggung jawab sendiri,” kata Saiful usai melakukan peninjauan kepada jamaah yang masih sakit di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Ahad (31/07/2022).
Saiful menjelaskan, seandainya sampai pemulangan terakhir kondisi jamaah masih tetap sakit, maka sesuai SOP akan diserahkan ke Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Selanjutnya, KJRI akan berkoordinasi dengan rumah sakit terdekat yang dapat digunakan untuk perawatan sampai mereka dinyatakan sembuh atau dapat dipulangkan.
“Bila diizinkan pulang, kita akan antar sampai ke alamat yang bersangkutan,” terangnya.
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah M. Imran menyampaikan, sampai tanggal 31 Juli 2022 jamaah haji yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi mencapai 27 orang, 23 di Makkah, 2 di Madinah, dan 2 di Jeddah.
Mereka yang dirawat sebagian besar merupakan penderita penyakit kardiovaskular seperti jantung, diabetes, dan stroke.
“Ada yang habis operasi jantung yang menunggu masa pemulihan,” paparnya.
Kelompok Risti di atas 50 persen
Data operasional kesehatan Arab Saudi 2022 menunjukkan sebanyak 58.755 orang termasuk kelompok jamaah risiko tinggi. Dengan demikian, jumlah jamaah haji yang risiko tinggi (risti) lebih dari 50 persen.
Imran menyampaikan mereka yang dikategorikan sebagai risiko tinggi adalah yang usianya sudah di atas 60 tahun. “Ini dikarenakan kemampuan adaptasinya sudah berkurang,” jelas Imran.
Kelompok kedua adalah jamaah haji yang memiliki penyakit bawaan. Imran menjelaskan, selama di Indonesia, kondisinya terkontrol dan aktivitasnya juga normal. Namun ketika berada di Arab Saudi, terjadi perubahan.
“Pertama, perubahan lingkungan, perubahan aktivitas yang lebih berat sehingga bisa saja terjadi kekambuhan penyakit. Kita sudah antisipasi dengan pembinaan di tanah air dan kita lengkapi dengan pengobatan yang ada agar supaya pengobatan tidak putus selama berada di Arab Saudi,” ujar Imran.
Terkait dengan aktivitas ibadah, jika ada keringanan jamaah tersebut dapat memperoleh keringanan. “Agar ibadahnya tetap sah dan kondisi tubuhnya tetap sehat,” imbuhnya.
Hingga 31 Juli 2022 jamaah haji yang meninggal sudah mencapai 81 orang. Jumlah kematian lebih tinggi pasca-Armuzna.
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Syakir NF
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Amalan Sederhana, Namun Bermanfaat Bagi Sesama
2
Khutbah Jumat: Perhatikan 4 Hal Ini Agar Amal Ibadah Diterima Allah
3
Khutbah Jumat: 3 Penyakit Hati yang Harus Dijauhi
4
Khutbah Jumat: Pendidikan sebagai Kunci dalam Menggapai Impian
5
Khutbah Jumat: Bersemangatlah, Mencari Nafkah adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Bersabar dan Memetik Hikmah di Balik Musibah
Terkini
Lihat Semua