Nasional 1 ABAD NU

Syekh Fadhil al-Jailani: Muktamar Internasional Fiqih Peradaban Pengaruhi Kemaslahatan Global

Sen, 6 Februari 2023 | 16:30 WIB

Syekh Fadhil al-Jailani: Muktamar Internasional Fiqih Peradaban Pengaruhi Kemaslahatan Global

Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani menghadiri gelaran Muktamar Fiqih Peradaban ke-1 di Surabaya, Senin (6/2/2023). (Foto: NU Online/Indi)

Surabaya, NU Online
Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani menilai Nahdlatul Ulama berperan besar dalam menggaungkan narasi pembangunan kemaslahatan umat manusia.


Ia mengaku salut dengan upaya NU sebagai fasilitator melalui kegiatan Muktamar Internasional Fiqih Peradaban ke-1 yang digelar di Hotel Shangri-la, Surabaya, Senin (6/2/2023).


“Ini akan sangat berpengaruh besar terhadap dunia dan ini sudah menjadi berita besar bahwa ada ulama dunia berkumpul di sini,” ujarnya kepada NU Online di sela-sela pembukaan acara Muktamar Internasional Fiqih Peradaban ke-1.


Cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir al-Jailani ini juga melihat gelaran tersebut menggambarkan peran NU dalam menjembatani dialog peradaban Islam Timur dan Barat.


“Agar saling mengenal antara ulama Timur dan Barat dengan wasilah Nahdlatul Ulama, antara orang Arab dan non-Arab. Ini sangat bagus sekali jadi membuat jembatan timur dan barat ini sangat bagus sekali,” jabarnya.


Ia bahkan berharap, kegiatan akbar yang mengundang ratusan ulama dalam dan luar negeri itu berkelanjutan sehingga bisa digelar secara kontinu.


“Ini harusnya diselenggarakan bukan cuma pada satu abad, tapi lima tahun sekali,” tuturnya lagi.


Ingin NU dirikan sekolah mancanegara
Menyongsong abad kedua NU, Syekh besar asal Turki itu menghendaki agar NU mendirikan sekolah di berbagai negara dunia, utamanya di Bumi Eropa.


“Menginginkan gerakan dan semangat untuk membangun sekolah sekolah bukan hanya di Indonesia, tapi juga negara dengan cabang NU di dalamnya. Misalnya, Eropa dan negara lain,” ungkapnya antusias.


Upaya tersebut dinilai penting untuk memberikan pengajaran agama dan menyebarkan akidah Ahlussunnah wal Jama'ah, sebagai penangkal dari paham radikalisme yang terus berkembang.


“Karena di luar itu banyak radikal yang non-ahlussunah, sedangkan NU sebagai jamiyah yang berhaluan Ahlussunnah ini yang perlu disebarkan ke seluruh dunia,” terangnya.


Sukses sebagai organisasi Islam pelopor Islam moderat, ia menilai penyebaran paham tentang akidah Ahlusunnah wal Jama'ah bagi semua umat Islam ini adalah sebuah tugas pokok bagi NU.


Untuk diketahui, Syekh Fadhil merupakan cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang lahir pada 1954 di Desa Jimzarok, Provinsi Qurtalan Timur, Turki. Ia tinggai di Istanbul, ibu kota Turki. Semasa kecil, ia diasuh kakeknya, Syekh Muhammad Shiddiq al-Jailani, dan ayahandanya Syekh Muhammad Faiq al-Jailani al-Hasani.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori