Nasional

Wanto, Komandan Banser dan Kades di Ponorogo Pelopor Ternak Sapi Perah

Sel, 7 Juli 2020 | 04:30 WIB

Wanto, Komandan Banser dan Kades di Ponorogo Pelopor Ternak Sapi Perah

Erwan Santoso sedang memberikan minum sejumlah sapi perah yang dimiliki. (Foto: NU Online/Yoga)

Ponorogo, NU Online
Erwan  Santoso (45), Kepala Satuan Koordinasi Rayon (Kasat Koryon) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, patut menjadi panutan bagi kader Ansor dan Banser. Bagaimana tidak, meski kini menjabat sebagai kepala desa dengan kesibukannya mengemban amanah masyarakat, ternyata juga tetap aktif di Ansor dan Banser. Selain itu, di kalangan warga, Santoso dikenal sebagai pelopor ternak sapi perah di desanya.

 

Ndan Wanto, sapaan akrabnya selalu tidak pernah absen untuk kepentingan organisasi. Seperti rapat koordinasi dengan para anggota dan kegiatan organisasi lain. Hal tersebut diakui sejumlah kalangan. Apa yang dilakukannya sebagai bagian dari ikhtiar agar dapat menjadi contoh kalangan lain, khususnya anggota sendiri.

 

"Berusaha menjadi contoh yang baik untuk anggota-anggota saya," katanya kepada NU Online, Senin (6/7). 

 

Wanto yang ikut Diklat Terpadu Dasar Banser 2004 PAC (Pimpinan Anak Cabang) Babadan itu, dikenal ramah dan santun oleh warga masyarakat Desa Krisik. Dirinya juga dikenal selalu visioner dalam mengemban amanah baik sebagai kepala desa ataupun sebagai Kasatkoryon Banser. 

 

"Memang dua hal berbeda, tapi semua bertujuan sama. Membentuk masyarakat yang guyub, rukun, tentram dan toleran," ungkapnya.

 

Jiwa kepemimpinan Wanto inilah yang membuat warga Desa Krisik mempercayainya pada pemilihan kepala desa serentak tahun 2019 lalu. Selain jiwa kepemimpinan yang tinggi, Santoso juga berikan bukti karyanya. Salah satunya menjadi pelopor peternak sapi perah di desanya. 

 

"Alhamdulillah, ide ini berawal dari rumah mertua saya di Tulungagung yang melihat peternakan sapi perah," terangnya. 

 

Kemudian lanjut ayah dua anak tersebut, dirinya melakukan pengamatan. Memperhatikan kontur alam yang sama antara pudak dan lokasi peternakan di Tulungagung. Pertimbangan dari segi udara yang dingin, ketersediaan pakan dan kebutuhan untuk sapi penghasil susu, turut menjadi perhatian. Lalu pada 2006 dirinya memberanikan diri untuk beternak sapi perah.

 

"Untuk hasil susu sapi pada tahun itu sampai 2011, kita kirim ke Trenggalek. Baru pada tahun 2011 diambil oleh Nestle," jelasnya. 

 

Pada awalnya, hanya dirinya bersama istri tercintanya memulai usaha itu dengan keterbatasan modal dan akhirnya bisa berkembang seperti saat ini. 

 

"Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, dan semua pihak yang terlibat dan juga masyarakat yang mau beternak sapi perah," imbuhnya. 

 

Ajak Warga Bertanam

Tak cukup sampai di situ, kali ini Wanto akan segera membuat program pembangun sistem ketahanan pangan dengan cara menggerakkan masyarakat untuk menanam sayur mayor. Tanaman dipelihara di polibag di depan rumah dengan bekerja sama dan melibatkan kader Ansor Banser, Fatayat NU dan seluruh keluarga besar NU.

 

"Semoga mendapat ridha Allah dan diberi kelancaran," harapnya.

 

Sementara itu di tempat terpisah, Syamsul Ma'arif selaku Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Cabang Ponorogo menambahkan apa yang dilakukan Ndan Santoso harus bisa ditiru dan direalisasikan kader lain.  Apalagi salah satu misi besar GP Ansor adalah mendorong agar menjadi inspirator dalam pemberdayaan ekonomi khususnya bagi warga NU dan masyarakat secara umum.

 

"Bagi masyarakat, Ansor harus memberikan manfaat. Harus hadir di tengah problem yang terjadi di masyarakat dengan profesi dan latar belakang dan di daerah masing-masing,” pungkasnya.

 

Kontributor: Yoga
Editor: Ibnu Nawawi