Nasional ISRA' MI'RAJ

Wapres Ingatkan Muslim agar Menjadikan Nilai Shalat sebagai Ketenangan Hidup

Sel, 1 Maret 2022 | 05:00 WIB

Wapres Ingatkan Muslim agar Menjadikan Nilai Shalat sebagai Ketenangan Hidup

Tangkapan layar Wapres KH Ma'ruf Amin mengisi peringatan Isra Mi'raj secara daring, Senin (28/2/2022) malam.

Jakarta, NU Online 

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan, peringatan Isra' Mi'raj merupakan peristiwa spiritual penting dan monumental bagi umat Islam, yakni sejarah perjalanan Nabi Muhammad saw ketika mendapatkan perintah salat dari Allah swt.

 

Hal itu disampaikannya melalui video converence pada peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan Tahun 2022M/1443H. Acara yang mengusung tema Teguhkan Semangat Beragama dan Berbangsa itu digelar secara daring dan luring dari Auditorium HM Rasiidi Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Senin (28/2/2022) malam.

 

"Shalat dapat membawa ketenangan hidup, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an: "Dirikanlah shalat untuk mengingat aku (Allah)." Kemudian ada juga "Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram," Artinya shalat akan membawa ketenangan hati setiap orang yang melakukannya," jelas Wapres. 

 

Menurutnya, dalam ajaran Islam, shalat merupakan tiang agama. Orang yang melaksanakannya dianggap sebagai penegak agama, sementara bagi yang meninggalkannya dianggap sebagai perusak agama.

 

"Karena begitu pentingnya menjaga shalat, sehingga akan dihisab pertama kali sebelum amal-amal yang lain. Apabila shalatnya dianggap baik maka amal yang lain berpotensi untuk lolos. Sebaliknya, jika shalatnya dianggap kurang baik maka amal baik yang lain berpotensi untuk tidak lolos," terang Wapres.

 

Wapres menjelaskan, pahala shalat selain di akhirat, juga akan berdampak positif bagi para pelakunya di dunia. "Seperti yang digambarkan Al-Qur'an, "Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.  Baik itu kebaikan berupa kesehatan, ketenangan, bisa juga bersifat materi," imbuhnya.

 

Shalat jauhkan diri dari perbuatan fasad dan keji

Dikatakan, orang yang mengerjakan shalat tapi tidak mencegah dari perbuatan fasad, keji, dan mungkar, maka dia tidak semakin dekat dengan Allah melainkan justru semakin jauh. Seperti dalam hadis Nabi yang artinya "Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah dari perbuatan buruk dan mungkar maka shalatnya tidak akan menambah kedekatan dia dengan Allah, melainkan semakin jauh dari Allah swtt."
 

Menurut para ulama, lanjut Wapres, fasad adalah dorongan syahwat kebinatangan yang menyangkut kebutuhan biologis, maupun birahi yang melampaui batas. Termasuk perbuatan zina yang dikategorikan sebagai perbuatan fasad.

 

"Sedangkan mungkar adalah dorongan sifat kebinatangan yang cenderung melakukan hal-hal yang menyakiti dan merugikan orang lain. Baik melalui ucapan, tulisan, termasuk dalam sosial media," jelasnya.

 

Disampaikan Wapres, orang yang melakukan shalat seharusnya dapat terhindar dari perbuatan fasad dan mungkar, karena jika shalat dilakukan sesuai dengan tuntutan syariat agama akan memunculkan perasaan sebagai seorang hamba, perasaan taat, cinta, dan mengagungkan Allah swt.

 

"Shalat juga akan menjadi instrumen atau alarm untuk memberikan sinyal apabila seseorang akan berbuat salah, serta melahirkan perasaan yang sedih dan menyesal karena meninggalkan ketaatan kepada Allah," paparnya.

 

Sedangkan hati yang sudah mati menurut imam Ibnu Athaillah adalah tidak adanya rasa sedih dan penyesalan karena telah melakukan perbuatan keji. Hal ini menurutnya adalah gambaran seseorang yang sudah tidak ada sinyal atau alarm di dalam hatinya.

 

Lebih celaka lagi, orang-orang itu tidak bisa diberitahu dan dinasihati karena sudah dikelompokkan sebagai orang yang sombong. Ia menjelaskan, dalam Al-Qur'an disebutkan "Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka dan tidak akan masuk surga sebelum ada unta yang bisa masuk ke dalam lubang jarum."

 

Artinya, kata Wapres, orang itu tidak mungkin masuk surga karena tidak ada unta yang bisa masuk ke dalam lubang jarum. Menurut ulama penyakit ini tidak ada obatnya kecuali dia bertaubat kembali ke hadirat Allah swt. "Oleh karenanya marilah kita jadikan peringatan Isra’ Mi’raj ini sebagai momentum diri memperbaiki shalat," pungkas Wapres.

 

Kontributor: Anty Husnawati
Editor: Kendi Setiawan