Nasional HARLAH KE-98 NU

Wapres: NU Perlu Siapkan Tokoh Perubahan untuk Memasuki Abad Kedua

Sab, 27 Februari 2021 | 18:45 WIB

Wapres: NU Perlu Siapkan Tokoh Perubahan untuk Memasuki Abad Kedua

Puncak harlah NU ke-98 di Masjid Istiqlal dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Dalam rangka melaksanakan berbagai program terkait perkembangan atau perbaikan gerakan untuk memasuki abad kedua, Nahdlatul Ulama (NU) dinilai perlu menyiapkan tokoh-tokoh perubahan. Tokoh perubahan ini diperlukan karena memang suatu perubahan pasti membutuhkan aktor yang mumpuni dan gigih.

 

"Di samping itu, NU perlu membangun pusat perubahan atau perbaikan sebagai contoh yang nantinya dapat direplikasi di berbagai wilayah dan cabang," ungkap Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam Peringatan Puncak Hari Lahir (Harlah) ke-98 NU, di Masjid Istiqlal Jakarta pada 16 Rajab 1442 Hijriah yang bertepatan dengan Sabtu (27/2) malam.

 

Karena itulah kemudian, ia mengajak segenap pengurus dan warga NU untuk kembali membangun hamasah nahdliyah atau semangat ke-NU-an. Semangat itu sebagaimana yang telah ditanamkan oleh para muassis (pendiri) NU. 

 

Menurut Kiai Ma’ruf, pelajaran dari para sesepuh di lingkungan NU pada masa lalu harus diteladani. Terutama semangat yang pantang menyerah, sekalipun dalam kondisi serba keterbatasan. Para pendiri dan pendahulu NU itu senantiasa berjuang dengan segala daya yang dimilikinya. 

 

"Sesungguhnya NU saat ini mempunyai modal sangat besar karena merupakan organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, bahkan mungkin di dunia," tutur Kiai Ma’ruf.

 

Ia mengutip penelitian yang dilakukan oleh Lingkaran Survey Indonesia pada 2019 lalu bahwa jumlah warga NU di negeri ini mencapai 49,5 persen. Angka tersebut setara dengan 108 juta orang dari jumlah penduduk Muslim Indonesia yang secara keseluruhan berjumlah 229 juta.

 

Menurut Wapres hal itu menjadi kekuatan besar apabila dapat dikonsolidasikan menjadi kekuatan ekonomi masyarakat dan negara. Ditambah dengan potensi jumlah pesantren NU yang tak kurang dari 24 ribu, termasuk semakin bertambahnya lembaga pendidikan dan perguruan tinggi, serta lembaga kesehatan amsyarakat seperti klinik dan rumah sakit.

 

"Selain itu, jumlah warga NU juga banyak yang naik kelas. Menjadi golongan masyarakat ekonomi menengah. Dengan kuatnya pilar ekonomi gerakan NU, maka pilar pemikiran dan kebangsaan NU yang selama ini telah menjadi arus utama, juga akan semakin kuat," ungkap cicit Syekh Nawawi Al-Bantani ini. 

 

Dengan modal itu, ia berharap NU tidak hanya sekadar memainkan peran dalam memulihkan perekonomian masyarakat tetapi juga terus berperan penting dan dapat menjadi contoh gerakan Islam dalam skala global. 

 

Makna logo NU 

Kiai Ma’ruf lantas menjelaskan makna dari logo NU yang terdapat bola dunia. Menurutnya, gambar itu menyiratkan sebuah pesan global NU yang dibentuk dan dikembangkan, bukan hanya untuk skala domestik tetapi juga untuk berperan dalam lingkup global.

 

"Selain itu, terdapat tulisan Nahdlatul Ulama yang huruf dhad-nya itu memanjang serta menutupi belahan dunia dari timur sampai barat. Dhad adalah lambang pemikiran keagamaan NU, sesuai dengan sabda Nabi, sayalah orang yang paling fasih mengucapkan dhad itu," jelas Kiai Ma’ruf.

 

"Oleh karena itu dalam periode kelahiran kedua NU ini, mari kita jadikan upaya-upaya untuk mengglobalkan gerakan NU," ajaknya.

 

Terakhir, ia menitipkan sebuah harapan kepada NU agar semakin produktif dalam menyebarkan ajaran Islam Aswaja Annahdliyah di Indonesia. Terlebih, semakin kokoh untuk meneguhkan komitmen kebangsaan dan memberdayakan ekonomi umat. 

 

"Semoga semua pimpinan dan warga NU tetap sehat, semangat, dan istiqamah dalam mengembangkan tugas dan amanah. Kalau kita istiqamah dalam thariqah NU, insyaallah kita sukses dan mulia. Semoga Allah senantiasa merihdai dan memberikan inayah pada setiap ikhtiar yang kita lakukan," tuturnya.

 

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan apresiasi kepada warga NU yang telah berperan dalam mengatasi pandemi Covid-19 di tengah masyarakat, hingga akar rumput. Menurutnya, dukungan NU telah membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan fundamental seperti kesehatan dan ekonomi.

 

"’Dalam ikhtiar menangani pandemi, bangsa Indonesia harus bersyukur kepada Allah. Karena berkat rahmat-Nya, bangsa kita tetap tangguh, bersatu bergotong-royong, saling membantu tanpa melihat perbedaan, serta peduli untuk meringankan beban dan kesulitan," tutur Jokowi.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan