Nasional

Warga Diingatkan Waspada Beredarnya Video Hoaks Banjir Blitar

Sel, 18 Oktober 2022 | 16:30 WIB

Warga Diingatkan Waspada Beredarnya Video Hoaks Banjir Blitar

Posko NU Peduli yang didirikan PCNU Kabupaten Blitar di lokasi banjir. (Foto: NUO/Imam Khusnin A)

Blitar, NU Online
Memasuki hari kedua banjir di Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Selasa (18/10/2022) jumlah pengungsi terus bertambah. Hingga berita ini ditulis, tercatat ada 465 orang pengungsi. Mereka tidak hanya orang dewasa, namun banyak juga yang lanjut usia serta anak-anak.


Dan informasi banjir yang terjadi di kawasan ini dalam sekejap sudah tersebar di media sosial. Tak hanya foto, tapi juga video yang memperlihatkan kondisi banjir. Namun, ternyata ada oknum yang memanfaatkan kejadian ini dengan mengunggah video banjir dari daerah lain yang lebih parah dengan memberikan caption bahwa video itu terjadi di Blitar.


Dihubungi terpisah terkait hal ini, Kasi Humas Polres Blitar, Iptu Udhiyono meminta agar tidak memperkeruh kondisi yang ada saat ini. Jika ditemukan penyebar video hoaks, pihaknya akan memburunya.


"Ini upaya kita dalam rangka memerangi hoaks. Meski ini wilayah Polda, tapi kita akan tetap menindaklanjutinya dengan menerjunkan tim siber," katanya, Selasa (18/10/2022).


Menurutnya, di tengah musibah seperti saat itu sangatlah tidak elok membagikan video yang tidak sesuai fakta. Dan tentu saja, hal tersebut bukan justru menjadikan suasana kondusif, malah meresahkan masyarakat. Karena seperti pantauan media ini, ada video yang sebenarnya terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB), ternyata dibagi dengan keterangan banjir di Blitar.


"Ini untuk apa? Apakah tergiur dengan kejadian itu sehingga masyarakat akan memunculkan sosialnya. Tapi kenyataannya ini kan tidak benar. Makanya ini akan kita perangi," sergahnya.


Iptu Udhiyono turut mengimbau masyarakat agar hati-hati dalam mengunggah video atau foto. Sehingga tidak memperkeruh fakta yang sebenarnya terjadi terkait banjir di Kecamatan Sutojayan, Blitar maupun daerah lain.


Korban Butuh Bantuan

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Berttyanto mengatakan ratusan pengungsi itu berada di 12 posko. Mereka tersebar di kantor Kelurahan Sutojayan, masjid, hingga beberapa rumah warga.


"Kondisi air sudah mulai surut. Kalau pengungsi terbanyak berada di aula Kelurahan Sutojayan sebanyak 107 orang," kata Ivong. 


Dirinya menyampaikan, jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir di Kelurahan Sutojayan mencapai 1.094. Sementara itu, untuk saat ini para pengungsi membutuhkan makanan, obat, serta selimut.


“Jadi kebutuhan dasar yang diperlukan seperti makan, minum, popok anak dan dewasa, roti, selimut, serta obat-obatan," ungkapnya.


Ivong mengimbau, jika ada pihak yang ingin memberikan bantuan bisa langsung dikirim ke posko bencana Kabupaten Blitar yang ada di kantor Kelurahan Sutojayan.


Kiprah LPBINU
Sementara itu para relawan dari Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) maupun Banser Tanggap Bencana atau Bagana bersama aparat TNI masih terus berjibaku. Mereka dengan tanpa lelah terjun ke lokasi banjir  dan membantu warga agar bisa selamat. Demikian pula memastikan para korban mendapatkan layanan di posko penampungan. Yang juga dilakukan adalah memberihkan sisa-sisa lumpur banjir.


"Beratnya setelah dibersihkan ternyata hujan turun lagi," ungkap Ketua PC LPBINU Blitar,Imam Karya Bhakti.


Namun demikian, dia bersama tim berbagi tugas untuk membantu warga. Ada dari mereka yang ikut memasak di dapur, serta membantu membungkus nasi untuk dikirim ke warga yang terdampak dan pengungsi.


Imam mengatakan, bahwa intensitas hujan dan banjir terus bertambah tinggi. Contohnya di Kademangan Barat, Sutojayan yang ketinggian air masih di atas 1 meter.


"Saat ini sebagian teman melakukan evakuasi di sana," ungkap Imam.


Tadi sekitar pukul 10.00 WIB ada distribusi air bersih 5 rit. Keperluannya adalah untuk membersihkan sisa lumpur dari terjangan banjir yang ada. Namun atas banyak pertimbangan,  terpaksa bantuan tersebut dibawa kembali karena takut  mubadzir. 


“Mau kita semprot, tapi hujan turun lagi," tandasnya. 

 

Kontributor: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi