Opini

Lembaran Baru Hubungan BNPT dan Pesantren Al-Mukmin Ngruki

Sen, 31 Agustus 2020 | 20:00 WIB

Lembaran Baru Hubungan BNPT dan Pesantren Al-Mukmin Ngruki

Pihak pesantren berharap kunjungan ini dapat mengubah pandangan masyarakat luas tentang citra pesantren yang kadung dianggap ‘miring’. (Foto: Istimewa)

Ada yang menarik dari gebrakan kepala BNPT yang baru, Boy Rafli Amar. Boy Rafli yang baru menjabat tiga bulan melakukan terobosan yang cukup berani dengan bertandang ke Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin, Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada Jumat (28/8) lalu. Kunjungan ini juga sangat penting dalam sejarah pemberantasan kasus terorisme di tanah air mengingat pesantren ini didirikan oleh Abu Bakar Ba’asyir, tokoh sentral sejumlah organisasi terafiliasi kasus terorisme di Indonesia seperti Jamaah Islamiyah (JI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT).

 

Kunjungan ini sendiri berjalan dengan sangat baik. Rombongan BNPT yang terdiri dari kepala lembaga, Deputi I, Direktur Deradikalisasi, Direktur Perlindungan, Direktur Pencegahan, dan pejabat eselon III bersama para staf disambut dengan hangat. Rombongan ini diterima langsung oleh pengurus Pondok Pesantren mulai dari jajaran Majelis Pembina Yayasan, Ketua Yayasan, Direktur Pondok Pesantrem Al Mukmin, serta para pengasuh maupun pengajar di pesantren tersebut.

 

Dalam sambutannya, kedua belah pihak baik dari BNPT dan pesantren mengaku senang atas terselenggaranya silaturahim ini secara lancar. Bahkan keduanya berharap agar kunjungan semacam ini terjadi lebih intensif dan menghasilkan kerja sama yang lebih nyata di kemudian hari. 

 

"Kita bersyukur hari ini BNPT bisa bersilaturahim dengan seluruh pengurus Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki," ujar Komjen Pol Boy Rafli Amar. "Di masa yang akan datang kita harapkan dengan pertemuan malam hari ini bisa dijalin komunikasi yang lebih baik lagi, lebih intens lagi dalam rangka kita tentunya ikut memajukan dunia pendidikan," lanjutnya.

 

Bak gayung bersambut, ucapan terima kasih juga dilayangkan oleh pihak pesantren. Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngeruki KH Mualif Rosyid juga mengucapkan terima kasih atas kunjungan Kepala BNPT dan rombongan ke pesantrennya. Tidak hanya itu, ia berharap agar kunjungan serupa bisa dilakukan di masa mendatang. 

 

Kunjungan penting

Sejatinya, dalam konteks yang lebih luas, kunjungan ini bermakna cukup dalam. Sebab, bagaimanapun Pondok Pesantren Ngruki kerap dikaitkan dengan gerakan terorisme di Indonesia. Sehingga membuat kunjungan ini memiliki makna lebih luas dari yang tampak sebagai kunjungan belaka. 

 

Pihak pesantren berharap kunjungan ini dapat mengubah pandangan masyarakat luas tentang citra pesantren yang kadung dianggap 'miring'. "Terima kasih Jazakumullah Khairan Katsiran kepada BNPT khususnya Bapak Boy Rafli Amar yang telah mau berkunjung silaturahmi kebangsaan yang luar biasa, sehingga bisa mengurangi hubungan yang selama ini kurang sehat, kurang nyaman sehingga suudzon (berpandangan buruk) bisa hilang, cair dan kita welcome kehadiran BNPT," ujar sang ketua yayasan.

 

Dalam kesempatan tersebut bahkan, majelis pembina yayasan Al Mukmin, KH Muh Amir mendoakan agar BNPT dengan pondok pesantren-pondok pesantren yang ada di Indonesia kedepannya bisa bekerjasama dengan baik. "Dengan hal tersebut mudah-mudahan pertemuan ini tidak hanya sekali ini saja, mudah-mudahan bisa terus disambung di lain waktu sehingga bisa saling bantu membantu dan saling kita betul-betul bekerjasama yang baik," ucapnya.

 

Babak baru

Kunjungan ini tidak seperti kunjungan bisa. Namun, ia bisa menjadi babak baru dalam aksi pemberantasan terorisme di Indonesia. Jika melihat catatannya, Pesantren Al-Mukmin Ngruki menempati posisi yang sangat vital dalam sejarah kasus terorisme di tanah air.

 

Catatan Fajar Purwawidada dalam Jurnal Ketahanan Nasional Nomor XX edisi April 2014 berjudul Jaringan Teroris Solo dan Implikasinya Terhadap Keamanan Wilayah Serta Strategi Penanggulangannya secara lugas menyebut bahwa jaringan terorisme Solo yang berpusat di Al-Mukmin Ngruki sebagai jaringan terbesar di Indonesia yang memiliki koneksitas di berbagai negara dan hampir semua aksi terorisme di Indonesia.

 

Apalagi, pendiri pesantren ini, Abu Bakar Baasyir merupakan dedengkot sejumlah jaringan yang terkait dengan aksi terorisme mulai Jamaah Islamiyah (JI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT). Bahkan Nasi Abbas dalam bukunya berjudul Membongkar Jamaah Islamiyah; Pengalaman Mantan Anggota JI, sebagaimana disadur dalam jurnal di atas, menyebut "Al Mukmin dijadikan cover sebagai tempat persembunyian dan konsolidasi gerakan anggota Darul Islam. Tekanan yang kuat dari pemerintahan Orde Baru memaksa Darul Islam merubah strategi gerakan dengan usroh (Abas, 2005)".

 

Penelitian Fajar Purwawidada yang difokuskan pada Jaringan Teroris Solo ini mengungkap banyak hal terkait pentingnya peran yang dimainkan jaringan teroris Solo yang berpusat di Ngruki terhadap iklim terorisme di Indonesia. Ia juga mengungkap latar belakang lahirnya gerbong ini, implikasinya pada keamanan nasional, dan seterusnya. Pendek kata, pesantren yang dikunjungi oleh rombongan BNPT ini merupakan salah satu pemain kunci dalam berbagai kasus terorisme di Indonesia. Oleh karena itu, kunjungan ini bisa dikatakan menjadi babak baru penanganan kasus terorisme di tanah air oleh BNPT di era kepemimpinan Boy Rafli. 

 

Namun sebenarnya, kunjungan ini juga sejalan dengan rekomendasi yang ditulis dalam penelitian Fajar Purwawidada tersebut. Ia menulis beberapa hal yang bisa dilakukan dalam rangka menangani kasus terorisme, terutama pada jaringan Solo. "Strategi penanggulangan terorisme yang efektif dilakukan di wilayah Solo adalah melalui penegakkan hukum, pencegahan, deradikalisasi dan disengagement yang harus terprogram dengan baik," tulisnya.

 

Dengan mendekati pesantren Al-Mukmin Ngruki, pada dasarnya BNPT sedang memainkan kartu penting dalam penanganan kasus terorisme di tanah air. Semoga pendekatan ini berbuah pada berkurangnya kasus terorisme di masa mendatang. Amin….

 

Ahmad Rozali, aktivis media, redaktur NU Online.