Opini

Qatar, Tuan Rumah dengan Penampilan Terburuk Sepanjang Sejarah Piala Dunia

Rab, 30 November 2022 | 14:00 WIB

Qatar, Tuan Rumah dengan Penampilan Terburuk Sepanjang Sejarah Piala Dunia

Timnas Qatar saat menyanyikan lagu kebangsaan menjelang lawan Ekuador di Grup A Piala Dunia 2022, Ahad (20/11/2022) lalu. (Foto: twitter @QFA)

Tuan rumah Qatar menjadi negara yang paling awal tersingkir dari perhelatan Piala Dunia 2022. Hal ini tentu saja ironis karena tuan rumah harus mengakui keunggulan tamu-tamunya dan tunduk kandangnya sendiri. Lebih dari itu, Qatar bahkan menjadi tuan rumah yang tampil paling buruk sepanjang sejarah Piala Dunia berlangsung. 


Di laga perdana, Qatar harus mengakui kehebatan Ekuador dalam mengolah si kulit bundar. Kalau saja tidak dianulir Video Assistant Referee (VAR), Enner Valencia bisa mencatatkan namanya sebagai pencetak hattrick perdana pada Piala Dunia 2022. Namun sayangnya, kapten timnas Ekuador itu harus gigit jari lantaran ia sudah berada dalam posisi offside. Meskipun demikian, ia berhasil mencetak dua gol di menit-menit berikutnya dan membawa timnya unggul 2-0 atas tuan rumah pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Al-Bayt itu.


Qatar juga tak berdaya melawan timnas Senegal. Timnya hanya bisa menyarangkan satu gol ke gawang yang dijaga Edouard Mendy melalui Mohammed Muntari, sedangkan Senegal sendiri berhasil membobol gawang M. Barsham sebanyak tiga kali.


Seperti di laga perdananya, Qatar kembali menelan kekalahan dengan skor 2-0 atas Belanda. Cody Gakpo dan Frankie de Jong menjadi biang yang membuat tim tuan rumah harus kembali kalah.


Tiga kekalahan beruntun di fase grup itu membuat Qatar tak bisa melanjutkan perjalanannya di Piala Dunia 2022. Bahkan Qatar sudah dipastikan tersingkir sejak takluk dari Senegal. Tidak hanya itu, tim tersebut juga berada di posisi paling dasar grup dengan poin 0, di bawah Ekuador yang mendapatkan poin 4.


Performa tuan rumah piala dunia

Jika menilik ke belakang, Rusia yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 tampil dengan cukup baik. Ia berhasil melenggang sampai perempat final. Perjalanannya dihentikan oleh Kroasia yang tampil memukau, bahkan masuk dalam final. Di fase grup, Rusia berhasil mengumpulkan poin 6 setelah menang di dua laga perdananya melawan Arab Saudi dan Mesir, tetapi kalah atas Uruguay. Pada babak 16 besar, Rusia berhasil mengalahkan Spanyol dalam adu penalti.


Pada Piala Dunia 2014, Brasil berhasil finis di posisi keempat. Setelah dibantai dengan skor 7-1 oleh Jerman pada laga semifinal, Brasil juga kalah 0-3 dari Belanda pada perebutan juara ketiga. Meskipun demikian, tim Samba mampu melewati fase grup, 16 besar, hingga perempat final.


Sementara itu, Afrika Selatan pada Piala Dunia 2010 walaupun terpuruk dan tidak dapat lolos ke babak 16 besar, tetapi mampu mengumpulkan 4 poin. Hal itu diraih karena berhasil menang atas Prancis dengan skor 2-1 dan seri 1-1 dengan Meksiko.


Pada 2006, Jerman menempati posisi ketiga setelah memenangkan pertandingan atas Portugal di perebutan posisi ketiga itu. Ia tak bisa melenggang ke final karena kalah 0-2 dari Italia yang kemudian menjadi juara Piala Dunia 2006. Di perempat final, Jerman berhasil mengalahkan Argentina melalui adu penalti, sedangkan di babak 16 besar ia berhasil menang atas Swedia. Sementara di fase grup, Jerman melaju mulus dengan sapu bersih mengalahkan Kosta Rika, Polandia, dan Ekuador.


Korea Selatan juga berhasil mencapai babak semi final saat menjadi tuan rumah bersama Jepang pada Piala Dunia 2002. Langkahnya terhenti oleh Jerman dan kalah oleh Turki pada perebutan juara ketiga. Korea Selatan berhasil mengumpulkan 7 poin pada fase grup setelah mampu mengalahkan Polandia dan Portugal, serta menahan imbang Amerika Serikat.

 

Negeri Ginseng ini melaju ke perempat final setelah mengalahkan Italia pada 16 besar dan berhak melaju ke semifinal setelah menumbangkan Spanyol lewat adu penalti. Sementara langkah Jepang terhenti di babak 16 besar usai kalah oleh Turki dengan skor 1-0. Di fase grup, timnas Jepang berhasil mengumpulkan 7 poin dengan menang atas Rusia dan Tunisia dan seri dengan Belgia.


Adapun Piala Dunia 1998 dimenangkan oleh tuan rumah sendiri, yaitu Prancis. Adalah Zinedine Zidane yang menjadi pahlawan bagi Tim Ayam Jantan yang mencatatkan namanya dua kali di papan skor pada laga final atas Brazil pada menit 27 dan 45, sebelum kemudian disusul oleh Emmanuel Petit pada menit 90.

 

Dari fase grup, Prancis tak terkalahkan. Ia menang atas Afrika Selatan, Arab Saudi, dan Denmark. Kemudian di babak 16 besar, Prancis menang atas Paraguay. Berikutnya, ia menang atas Italia melalui adu penalti pada perempat final. Di semifinal, Prancis menang tipis atas Kroasia dengan skor 2-1.

 

Yang terburuk

Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia yang terburuk karena gugur di dua laga perdananya. Di atasnya, ada Afrika Selatan yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. Meski gagal melewati fase grup, setidaknya tim ini mampu meraih 4 poin di fase grup.


Sedikit di atas Afrika Selatan ada Spanyol yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 1982. Dikutip dari Planet Sport, negara tersebut lolos dari babak penyisihan grup pertama dengan berhasil mencatatkan kemenangan atas Yugoslavia dengan skor 2-1, imbang 1-1 dengan Honduras, dan kalah 1-0 melawan Irlandia Utara.

 

Sementara di babak grup kedua, Spanyol berada di peringkat terbawah setelah mereka dikalahkan 2-1 oleh Jerman Barat dan ditahan imbang 0-0 oleh Inggris. Dalam turnamen mereka sendiri, Spanyol hanya meraih satu kemenangan.


Amerika Serikat yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 1994. Saat itu, Amerika Serikat menempati posisi ketiga grup setelah seri 1-1 dengan Swiss, menang atas Kolombia, dan kalah dari Rumania. Dalam penyisihan berikutnya, ia harus takluk oleh Brasil.


Swiss juga menjadi tuan rumah yang tampil kurang baik pada Piala Dunia 1954. Ia kalah di sistem gugur setelah sebelumnya berhasil mengalahkan Italia dan kalah dari Inggris. Ia harus kebobolan tujuh gol oleh Austria, meskipun timnya berhasil membubuhkan lima gol.


Meksiko pada tahun 1970 dan Prancis di tahun 1938 sedikit lebih baik karena berhasil melaju ke perempat final meskipun harus berhenti di babak itu.


Penulis: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad