Opini

Smartphone Butuh Smart People

Sen, 16 Januari 2012 | 03:39 WIB

Oleh Ardyan Novanto Arnowo*

 

Begitu pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akhir-akhir ini seolah memaksa manusia untuk terus mengikutinya agar tidak “merasa” ketinggalan jaman, hampir setiap detik selalu ada inovasi baru yang ditemukan.

Pada dasarnya setiap perkembangan dalam dunia teknologi itu bertujuan untuk kemanusiaan, meskipun pada prakteknya seiring dengan berjalannya waktu banyak juga teknologi yang justru memperbudak manusia.
<>
Dalam hal ini saya coba mengulas secara sekilas salah satu bentuk teknologi informasi yang mengalami kemajuan sangat pesat, telepon genggam. Pada awalnya telepon genggam diciptakan untuk mempermudah komunikasi antar manusia dari mana saja dan dimana saja karena mobilitasnya yang bisa dibawa kemana-mana. Seiring dengan kemajuan teknologi, berkembang fungsi SMS (Short Message Service) sehingga pengguna telepon genggam bisa melakukan komunikasi melalui mengiriman teks. Tidak lama kemudian muncul teknologi MMS (Multimedia Message Service), pengguna telepon genggam/seluler tidak lagi hanya dapat melakukan pembicaraan dan berkirim pesan singkat teks, tetapi juga dapat mengirimkan pesan gambar dan suara, namun teknologi MMS ini tidak terlalu mendapat sambutan. Selain biaya yang mahal juga dirasakan tidak terlalu bermanfaat.

Sesuai dengan kodratnya, bahwa manusia adalah mahluk sosial yang berarti selalu ingin mendapat berita/informasi dan juga ingin menyampaikan berita/informasi. Maka perkembangan teknologi komunikasi bergerak tersebut juga mengalami perkembangan seolah mengikuti tuntutan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial, datanglah era mobile internet (internet dalam perangkat bergerak). Dari sinilah fungsi dasar telepon mulai bergeser dan kebanyakan pengguna tidak menyadarinya, cara manusia berkomunikasi tidak lagi hanya sebatas percakapan, pesan singkat maupun gambar seperti tersebut diatas, tetapi mulai merambah kepada sesuatu yang lain dimana teknologi baru tersebut dirasakan dapat menembus segala keterbatasan dari semua teknologi yang ada sebelumnya. Misalnya surat elektronik (email) dan online chat (percakapan online secara tertulis), kemampuan teknologi baru dalam mengakomodir segala keinginan manusia yang sangat tidak terbatas untuk mendapatkan maupun berbagi informasi dirasakan semakin penting.

Saat awal masa telepon genggam mulai dikenal dan digunakan di Indonesia, tidak banyak mengubah cara hidup manusia. Kustomisasi yang dilakukan oleh para pengguna untuk sekedar merasa nyaman dalam penggunaannya maupun ingin tampil beda tidaklah signifikan. Karena dasarnya selalu ada keinginan untuk berkompetisi dalam setiap diri manusia. Namun di era abad 21 ini dikenal istilah smartphone atau telepon pintar. Telepon seluler dapat dikategorikan sebagai smartphone/telepon pintar apabila dapat mengakomodir segala kebutuhan manusia tersebut akan informasi, mulai dari fungsi dasar berkomunikasi dengan suara, teks, gambar, hingga video. Belum lagi fungsi tambahan lain yang tidak dapat disebutkan karena sangat banyak (karena hasrat manusia tidak terbatas). Nah, di era smartphone inilah terjadi suatu keterbalikan. Dimana sebelumnya teknologi diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tapi saat ini manusia berlomba-lomba untuk mendapatkan/menggunakan teknologi terbaru tanpa mempertimbangkan konvergensinya, ironis tapi nyata.

Di kancah pertempuran smartphone, ada 4 sistem yang dominan menguasai pasar, Microsoft dengan Windows Mobile, Apple dengan iOS, Blackberry dengn Blackberry OS, dan google dengan Android. Diantara ke empat vendor tersebut hanya 2 yang paling dominan yaitu Android dan Blackberry, sedangkan Apple tidak terlalu dominan karena harganya yang terlalu mahal.

Di Indonesia sebagai negara berkembang, pengguna smartphone Blackberry jumlahnya luar biasa banyak, bahkan mengalahkan jumlah pengguna di negara maju (saya juga bingung Indonesia ini negara berkembang tapi berkembang kearah mana).

Telepon seluler Blackberry pada dasarnya diciptakan untuk pengguna yang lebih mengutamakan komunikasi berupa teks/tertulis, baik itu SMS, surat elektronik, maupun online chat. Dan segala teknologi yang ada tersebut memang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat di negara tempat pengembangan Blackberry, Canada dan Amerika. Dimana negara maju dengan kehidupan yang sangat dinamis dan cepat, terutama kebutuhan untuk dapat menjalankan roda bisnis yang tidak boleh mati. Blackberry memiliki sistem online chat (percakapan berbasis teks melalui dunia maya) yang diciptakan oleh RIM (Research In Motion) secara ekslusif bernama Blackberry Messenger, hanya sesama pengguna Blackberry yang sudah bertukar pin saja yang dapat melakukan percakapan tersebut.

Sebenarnya hal ini cukup bermanfaat apabila digunakan misalnya oleh karyawan marketing yang memiliki intensitas komunikasi cukup tinggi demi meraih target yang ditetapkan oleh perusahaan. Namun di negara berkembang seperti Indonesia, fungsi tersebut menjadi sekedar pelengkap saja. Justru penggunaan aplikasi social media semacam twitter dan facebook lebih utama. Sistem yang digunakan oleh Blackberry adalah terpusat, setiap transmisi data email maupun blackberry messenger harus melalui server milik RIM yang ada di Canada, dan pengguna harus mengeluarkan biaya tetap setiap bulan untuk berlangganan paket data agar tetap dapat terkoneksi melalui internet.

Android, sistem operasi berbasis Linux dan berlisensi bebas ini mulai mencuat sejak pertengahan tahun 2011. Berbeda dengan Blackberry OS yang hanya dapat digunakan pada perangkat telepon seluler merk Blackberry saja. Android dapat digunakan pada berbagai merk telepon seluler, dan setiap orang di izinkan untuk membuat aplikasi apapun yang dapat berjalan di sistem operasi Android tersebut. Android seakan melihat segala teknologi yang diberikan oleh Blackberry sebagai sebuah tantangan, maka dari itu segala kemampuan yang dimiliki oelh Blackberry nyaris terdapat pula di Android, kecuali Blackberry Messenger. Banyak sekali keunggulan sistem Android dibandingkan dengan Blackberry, misalnya Flash Player, PDF Reader, ketersediaan aplikasi melalui Android Market yang jumlahnya lebih banyak ketimbang Blackberry Appworld. Dan di sisi harga juga Android lebih terjangkau. Namun bila dilihat dari sudut pandang lain, Blackberry memiliki sesuatu yang lebih bagi penggunanya, meskipun hanya fitur Blackberry Mesenger saja yang menjadi kelebihan dibandingkan Android maupun iOS dan Windows Mobile.

Para pengguna telepon pintar atau smartphone kini semakin memiliki banyak pilihan, masing-masing smartphone memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun akan lebih bijak apabila penggunaan smartphone memilih sesuai dengan konvergensinya. Teknologi diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia, bukan untuk memperbudak manusia agar terikat oleh suatu teknologi dengan merk tertentu. Maju terus teknologi informasi dan telekomunikasi Indonesia, maju terus open source Indonesia. Ilmu pengetahuan adalah milik Tuhan, bukan milik vendor tertentu.

Don’t let your smartphone smarter than you are :)


* Manajer Teknologi Informasi NU Online