Parlemen

Anggota Komisi IX DPR Siap Perjuangkan Layanan Kesehatan Terpadu di Pesantren

Sab, 19 Juni 2021 | 09:30 WIB

Anggota Komisi IX DPR Siap Perjuangkan Layanan Kesehatan Terpadu di Pesantren

Anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah. (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, NU Online

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Nur Nadlifah menyatakan kesiapannya untuk memperjuangkan layanan kesehatan terpadu di pondok pesantren. Sebab menurutnya, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang beraktivitas penuh selama 24 jam sehingga kesehatan para santri, tenaga pengajar, dan masyarakat sekitar pesantren harus diperhatikan.


“Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang nonstop aktivitasnya dengan masa tampung ribuan santri. Sudah saatnya kita perhatikan dari sisi fasilitas kesehatannya. Pengadaan dan revitalisasi layanan kesehatan terpadu pesantren, nantinya tidak hanya untuk santri dan asatidz, melainkan untuk masyarakat yang ada di lingkungan pesantren,” ujar Nur Nadlifah, dikutip dari situs resmi PKB, pada Sabtu (19/6).


Ia menjelaskan bahwa layanan kesehatan terpadu yang sedang diperjuangkan itu menjadi pelayanan kesehatan paling awal sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan ke fasilitas kesehatan selanjutnya. 


“Di layanan kesehatan ini masyarakat mendapat pelayanan secepatnya sebelum ke faskes yang lebih besar. Saya akan terus memperjuangkan agar pondok pesantren mempunyai pelayanan kesehatan terpadu sehingga santri terpantau bahkan terjamin kesehatannya,” tegas Legislator dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini.


Salamdoc, aplikasi layanan kesehatan santri


Sebelumnya, Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) bersama Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) telah meluncurkan aplikasi layanan konsultasi kesehatan santri dan pesantren, yakni Salamdoc.


Aplikasi itu dibuat lantaran jumlah pesantren dan santri di Indonesia yang sangat besar. RMI PBNU mencatat, ada sekitar 28 ribu pesantren dengan lebih dari lima juta santri di seluruh Indonesia. 


Dari jumlah tersebut, muncul pertanyaan berapakah pesantren yang telah memiliki fasilitas kesehatan mandiri, dan berapakah yang memiliki dokter atau tenaga kesehatan profesional lainnya? Jumlahnya sangat terbatas.


Terbatasanya akses santri terhadap fasilitas Kesehatan dan dokter jelas merupakan sebuah tantangan yang serius untuk pesantren, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, pesantren sangat membutuhkan kehadiran sosok para dokter.


Bekerjasama dengan Cronos, Salamdoc merupakan ikhtiar membangun aplikasi telemedik. Aplikasi telemedik adalah teknologi untuk memberikan layanan kesehatan jarak jauh. Diharapkan pasien cukup klik aplikasi dan kemudian terhubung dengan dokter yang siap melayani tanpa harus bertatap muka.


Dokter Heri Munajib dari PDNU mengatakan aplikasi telemedik semacam itu belakangan berkembang pesat, namun pada umumnya berbayar. Di Salamdoc santri tidak saja dibebaskan dari biaya alias gratis, tapi juga akan dilayani dokter-dokter di PDNU yang berlatar belakang pesantren.


“Pasien atau santri cukup membacakan Al-fatihah pada dokter yang memberikan layanan,” jelas dr Heri. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad