Pustaka

Kitab Syi'rul Hisan, Sejarah Nabi Muhammad dalam Pegon Sunda

Rab, 4 Desember 2019 | 10:15 WIB

Kitab Syi'rul Hisan, Sejarah Nabi Muhammad dalam Pegon Sunda

Kitab "Syi’rul Hisan fi Tafashili Maulidi Sayyidil Insi wal Jan" (Syair Mulia: Menguraikan tentang Kelahiran Pemimpin Manusia dan Jin).

Di antara cara para ulama terdahulu dalam mengekspresikan kecintaannya kepada Rasulullah adalah menulis bait-bait syair tentang  Rasulullah. Di Indonesia, salah satu ulama yang menulis bait-bait syair dalam bentuk nadhaman adalah Haji Muhammad Juwaeni bin Haji Abdurrahman dari Sukabumi, Jawa Barat, ia menulis kitab menggunakan aksara pegon bahasa Sunda dengan judul Syi`rul Hisan.

Nadhaman sendiri merupakan salah satu ciri khas di banyak masjid, tajug, dan pesantren yang dilantunkan menjelang shalat fardu sambil menunggu kehadiran jamaah, di samping budaya seni tembang dan pantun yang sudah lama beredar di masyarakat. Tradisi nadhaman ini sepertinya terpengaruh oleh berbagai literatur kitab yang menggunakan pola syi'iran seperti kitab Imrithi, Alfiyah, Nadham Maqshud, dan lain sebagainya.

Dalam pengantarnya, penulis kitab Syi`rul Hisan menyampaikan beberapa sumber rujukan yang ia kutip, di antaranya adalah kitab Madarijush Shu'ud, Mishbahul Anwar, Targhibul Musytaqin, Ghazwatul Ahzab, as-Siratul Jalabiyyah, Mauridush Shafa fi Sirathil Mushthafa, dan kitab ad-Duratul Mukalalah.

Kitab Syi`rul Hisan ini disempurnakan dengan ditambah doa, shalawat dan qasidah oleh Habib Husen bin Ali ash-Shalibiyah al-Idrus mulai bulan Rabi'uts Tsani tahun 1356 H bertepatan dengan Juli 1937 M, selanjutnya pada tanggal 1 Januari 1987 M atau Jumadil Ula 1407 H diduga ada penggabungan 20 juz menjadi satu kitab sebagaimana tertulis di jilid akhir kitab. 

Kitab Syi`rul Hisan yang punya ketebalan 194 halaman ini merupakan gabungan dari kitab-kitab karya Haji Muhammad Juwaeni yang sebelumnya dicetak secara terpisah dalam 20 juz dengan rincian pada juz 1 sampai 4 ditulis dalam bentuk syi'iran, juz 5 dan 6 dengan pola narasi alias tidak menggunakan syi'iran, juz 7 sampai 15 kembali menggunakan syi'iran dan pada juz 16 sampai 20 dengan pola gabungan antara syi'iran dan narasi.
 
 
Adapun pembahasan setiap juz adalah sebagaimana berikut:
  1. Kisah kelahiran Rasulullah 
  2. Kisah masa kecil Rasulullah
  3. Kisah perjalanan Rasulullah saat berdagang ke Syam
  4. Kisah pernikahan Rasulullah dengan Siti Khadijah (juz 1 - 4 digabung menjadi 65 halaman)
  5. Kisah Nabi Muhammad saat mendapat pangkat rasul (16 halaman)
  6. Kisah Sayidina Ali dan wafatnya Siti Khadijah (16 halaman)
  7. Kisah Rasulullah hijrah ke Madinah (16 halaman)
  8. Kisah peristiwa perang Khandak (16 halaman)
  9. Kisah lanjutan perang Khandak (9 halaman)
  10. Kisah lanjutan perang Khandak (8 halaman)
  11. Kisah perang Khaibar (8 halaman)
  12. Kisah perang Khaibar (8 halaman)
  13. Kisah Fathu Makkah (8 halaman)
  14. Kisah Rasulullah dan Hatib (8 halaman)
  15. Kisah tertangkapnya Abu Sufyan (8 halaman)
  16. Kisah Abu Sufyan ketika jadi tawanan (8 halaman)
  17. Kisah Abu Sufyan saat diringkus (8 halaman)
  18. Kisah Sayidina Khalid (8 halaman)
  19. Kisah Menyerahnya orang  Makkah (8 halaman)
  20. Pidato Kanjeng Rasulullah saat di Makkah (8 halaman)

Di awal kitab penulis menyampaikan beberapa nama Rasulullah yang berjumlah 201 nama, di antaranya adalah Ahmad, Hamid, Yasin, Thaha, Thahir,  Thayyib, dan sebagainya. Selanjutnya, dalam kitab ini juga syaikh musannif (sang pengarang) menyampaikan perihal Allah menciptakan Nur Muhammad sebelum diciptakannya Nabi Adam yang ia ungkapkan dalam syair:
 
Kersa kang Mahaagung # Ngadamel nur anu luhung
(Kehendak yang Maha Agung # Mencipta nur yang mulia)
Memeh didamel ramana # Nabi Adam jeung garwana
(Sebelum dicipta ayahnya # Nabi Adam dan istrinya)
Saparantos Gusti Allah # Midamel nur Rasulullah
(Setelah Gusti Allah # Mencipta nur Rasulullah)
Lajeng damel Nabi Adam # Alaihi Afdolussalam
(Kemudian mencipta Nabi Adam # Alaihi Afdolussalam)
 
Kitab ini merupakan kitab yang memotret perjalanan Kanjeng Nabi Muhammad dengan menggabungkan pendekatan nadhaman dan narasi yang penting bagi penumbuhkembangan mahabah, tetapi juga penting bagi perawatan khazanah kesusastraan, khususnya di tatar Sunda. Wallahu A'lam.
 
Peresensi adalah M.Anis Hisyam Karim, Sekretaris PCNU Kabupaten Subang dan Kepala MA Daarul Ikhlash, Caracas, Subang
 
 
Identitas Kitab
  • Judul kitab:  Syi’rul Hisan fi Tafashili Maulidi Sayyidil Insi wal Jan (Syair Mulia: Menguraikan tentang Kelahiran Pemimpin Manusia dan Jin) 
  • Penulis: Haji Muhammad Juwaeni bin Haji Abdurrahman, dari Parakan Salak, Parungkuda, Cicurug, Sukabumi
  • Tebal: 194 halaman
  • Diusahakan: as-Sayyid Ali al-'Idrus (kantor + toko kitab dan dicetak di Batavia Centrum)
  • Penerbit: Syirkah Ali Rido, Jakarta
  • Tahun Terbit: Rabi'uts Tsani 1356 H/Juli 1937 M