Warta

Berhaji di Makkah, Beli Oleh-oleh di Tanah Abang

Jum, 28 Desember 2007 | 03:11 WIB

Jakarta, NU Online
Para pedagang souvenir haji di Pasar Tanah Abang Jakarta tahun ini panen raya. Pada musim haji 1428 H kali ini pendapatan para pedagang bisa naik hingga lebih dari 100%.

Selain karena terjadi kenaikan barang-barang belanjaan dari Saudi Arabia, pemerintah tahun ini juga menerapkan kebijakan sangat ketat mengenai barang-barang bawaan jamaah haji.

&<>lt;p>Kebijakan pemerintah yang paling diprotes oleh para jemaah haji adalah soal air zam zam. Tahun ini pihak Saudi Arabia Airline (SAA) melarang jamaah membawa benda cair termasuk air zamzam ke dalam pesawat. Kontan para pedagang penyedia air zamzam kebanjiran rezeki. Harga air zamzam yang mencapai Rp350.000 pergalon pun tetap dibeli.

Pada musim keberangkatan haji lalu, harganya air zamzam di Tanah Abang hanya berkisar Rp175.000 per galon. Kenaikan ini berlangsung bertahap. Sebelum mencapai Rp350.000 per galon, harga air zamzam sempat menyentuh harga Rp250.000 pada Ahad lalu.

Andya, pedagang souvenir haji di Pasar Tanah Abang, mengungkapkan kenaikan harga ini disebabkan oleh kelangkaan stok air zamzam di pasaran.

"Kalau dulu pesawat kosong, tidak ada penumpang. Jadi bisa ngangkut banyak, sekarang kebalikannya. Sebenarnya, sudah ada 1.000 galon zamzam yang tiba di Jakarta, tapi masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok," ujarnya, Kamis (27/12).

Dalam rapat dengan pihak pelaksana teknis urusan haji (TUH) bebrapa waktu lalu, wakil general manager SAA Abdullah Barkati beberapa hari lalu menyatakan bahwa masalah air zamzam terkait dengan ketentuan penerbangan internasional. Di samping kebijakan pemerintah Saudi sendiri yang melarang membawa zamzam secara besar-besaran.

Di bandara King Abdul Aziz selama tiga hari pemulangan jamaah haji Indonesia dijumpai banyak barang tentengan jamaah yang tidak boleh dibawa naik pesawat, termasuk air zamzam.

Barang-barang berbagai jenis dan jirigen-jirigen air zamzam tampak menumpuk di depan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Bandara. Sebagian jirigen yang sudah berisi air zamzam itu bermerek Garuda Indonesia. Barang bawaan jamaah haji tersebut terkena sweeping (penyisiran) imigrasi Bandara Arab King Abdul Aziz Jeddah.

Pihak Garuda Indonesia sendiri pada musim 1428 H tahun ini tidak lagi membagikan air zamzam kepada jamaah di debarkasi. Garuda hanya memberikan jirigen isi 5 liter kepada para jamaah haji dan jamaah diminta mengisi sendiri air zamzamnya, kemudian dikumpulkan melalui ketua-ketua rombongan untuk selanjutnya diangkut ke Indonesia untuk dibagikan kembali.

Sementara itu jenis souvenir lain yang mengalami kenaikan harga, yaitu kismis dan kacang pitasios. Harga kismis naik sekira 30 persen menjadi Rp40.000 per kg, sedangkan harga kacang pitasios naik 25 persen menjadi Rp75.000 per kg.

Dya, pedagang sovenir haji di Pasar Tanah Abang, menambahkan pada musim kedatangan tahun ini pendapatannya naik sekira 130 persen dibandingkan tahun lalu. Saat ini pendapatannya dapat mencapai Rp7 juta per hari. Sementara itu, pendapatannya tahun lalu hanya mencapai Rp3 juta per hari.

"Sepertinya yang berangkat haji tahun ini adalah orang-orang yang pertama kali berangkat haji. Kalau mereka sudah beberapa kali naik haji, tidak mungkin membeli oleh-oleh sekarang," ujarnya.

Oleh-oleh haji sudah dianggap sebagai prasarat bagi para jemaah haji Indonesia yang pulang ke negaranya. Para petugas haji setiap tahunnya mengeluhkan adanya kelebihan barang bawaan milik jemaah haji Indonesia menumpuk di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, yang kadang sampai mencapai berton-ton.

Belum lagi, barang-barang sejenis yang menumpuk di gudang perusahaan jasa kargo yang dipakai PPIH Arab Saudi untuk pengangkutan barang jemaah dari Mekkah ke Jeddah.

Para petugas mengeluhkan, terjadinya penumpukan kelebihan barang bawaan ini, akibat jemaah sendiri tidak mematuhi ketentuan tentang barang bawaan yang diperbolehkan, yaitu 1 koper maskismum 35 Kg, 1 tas tentengan, dan 1 jerigen air zamzam 5 liter pemberian maskapai penerbangan. (nam/dpg/ant)