Warta

Gus Dur: Yenny Tidak Bisa Jadi Ketua Umum PKB

NU Online  Ā·  Sabtu, 12 April 2008 | 11:49 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menegaskan bahwa putrinya, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny), tak bisa jadi ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB. Alasannya, Yenny yang kini menjadi sekretaris senderal pada partai itu, masih terlalu muda.

"Nggak bisa Yenny jadi ketua umum DPP PKB. Karena masih terlalu muda, yakni 32 tahun," tegas Gus Dur pada acara Kongkow-Kongkow dengan Gus Dur di Kedai Tempo Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (12/4).<>

Gus Dur menambahkan, putri keduanya itu masih membutuhkan waktu cukup lama untuk berkiprah di politik dan PKB. Pasalnya, menurutnya, Yenny harus menyerap pengalaman sebanyak-banyaknya dalam berbagai hal. Jangan diganggu dulu dengan jabatan-jabatan," tandasnya.

Nama Yenny disebut-sebut bakal menggantikan Muhaimin Iskandar yang diberhentikan dari jabatannya sebagai ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB pada akhir Maret lalu. Belakangan, Rapat Pleno menetapkan Ali Masykur Moesa sebagai Pelaksana Tugas (Plt) pengganti Muhaimin.

Cak Imin

Menyinggung Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menerima Muhaimin sebagai peserta Pemilihan Umum 2009 berdasarkan verifikasi Departemen Hukum dan HAM, Gus Dur malah mengingatkan agar Muhaimin tidak senang dulu. "Jangan senang dulu, itu ada aturannya, kok. Lihat saja ada UU-nya," tutur Gus Dur.

Selama ini, lanjutnya, ketika dirinya melawan Matori Abdul Jalil (alm), Alwi Shihab dan Saifullah Yusuf, Gus Dur selalu menang untuk maju dalam pemilu. "Saya selidiki betul, itu faktanya. Dalam pengembangan-pengembangan di masa lampau semuanya termasuk MA (Mahkamah Agung) berpihak kepada Dewan Syura. Itu berarti sudah preseden-preseden baik, itulah yang harus diperhitungkan," tandasnya. (nif)