Warta KTT KERJA SAMA ANTAR-AGAMA UNTUK PERDAMAIAN

Hasyim Serukan Dialog Antar-Agama Sebagai Keharusan

NU Online  ·  Kamis, 21 September 2006 | 14:36 WIB

New York, NU Online
Sekretaris Jenderal ICIS (International Conference of Islamic Scholars)  KH Hasyim Muzadi menyerukan bahwa dialog antar-umat beragama saat ini sudah menjadi keharusan dan bukan sekedar pilihan.

"Hanya dengan dialog kita bisa menciptakan pemahaman antar-umat beragama, mengurangi perbedaan, menyatukan agenda dan melakukan aksi bersama," katanya di depan KTT Kerja sama Antaragama untuk Perdamaian dengan makalah berjudul "Moderation as the Pillar of a Peaceful and Harmonious Multi-Cultural  and Multi-Faith Society: the Indonesian Experience" di New York, Kamis.

<>

Kyai yang juga Ketua  Umum PBNU itu mengatakan, Indonesia merupakan negara multi kultural yang sebelum Islam masuk, sudah masuk agama Budha dan Hindu yang berdampingan dengan baik.

"Islam masuk ke Indonesia pada awal abad ke-12 dengan cara-cara damai melalui para pedagang Gujarat yang menjelajahi Nusantara sambil mengajarkan agama dan diterima masyarakat dengan baik," katanya.

Interaksi komersil antara pedagang dan masyarakat lokal khususnya di pantai-pantai Indonesia memfasilitasi akulturasi masyarakat Nusantara dengan ajaran-ajaran Islam sekaligus budaya para pedagang Gujarat, tambahnya.

Islam yang dibawa dengan moderat itu, lanjut dia, lebih mudah diterima oleh masyarakat setempat dan kemudian dipeluk dengan nilai moderat yang sama dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Islam yang menyebar di Indonesia adalah  gabungan antara agama moderat dan budaya moderat, yang karena campuran antara keduanya itu Islam di Indonesia menjadi unik dan berbeda dengan Islam di Timur Tengah karena sangat moderat.

Jenis moderat ini, menurut dia, akan menjauhkan masyarakat dari munculnya ekstremisme agama selain keyakinan akan terpeliharanya pluralisme.

Dikatakan Hasyim, penyebaran Islam pada dasarnya penyebaran agama yang rahmatan lil alamin atau rahmat bagi sekalian alam dan karena itu disebarkan dengan cara-cara damai, tidak ada pemaksaan.

Dalam kesempatan kepergiannya ke AS itu, Hasyim juga mendaftarkan Konferensi Cendekiawan Islam Internasional (ICIS), organisasi himpunan para ulama dan cendekiawan muslim sedunia itu ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Insya Allah, tanggal 21 September nanti, ICIS akan didaftarkan ke PBB," kata Sekretaris Jenderal ICIS yang juga Ketua  Umum PBNU KH Hasyim Muzadi beberapa waktu sebelumnya.

Hasyim menjelaskan, dengan mendaftar di PBB maka ICIS akan menjadi organisasi non pemerintah (Non Government Organization-NGO) yang diakui oleh PBB sehingga pada setiap sidang umum PBB, ICIS punya keanggotaan.

Menurut Hasyim, pendaftaran tersebut penting dilakukan sebagai upaya memperluas partisipasi ICIS selaku organisasi yang mengusung gerakan Islam moderat di tingkat dunia. (ant/mkf)