Surabaya, NU Online
Jutaan orang, Ahad (27/8) kemarin, mengikuti istigotsah dan tahlil bersama di Pondok Pesantren Al-Fitrah, Kedinding, Kenjeran, Surabaya, yang dipimpin oleh KH. Asyrory Al-Ishaqi. Acara besar itu diadakan dua kali setahun di Surabaya oleh jama’ah Al-Khidmah sebagai panitia pelaksana setiap acara yang diadakan oleh jama’ah tarekat Qodariyah-Naqsabandiyah-Al-Utsmaniyah seluruh Indonesia, Malaysia dan Singapura.
Pada setiap penyelenggaraan acara, lokasi Pesantren Al-Fitrah selalu dibanjiri banyak orang. Namun hari itu, jalan-jalan sekitar pesantren berjarak setengah sampai satu kilometer dipenuhi oleh jamaah yang menggelar sajadah, tikar, plastik atau kertas koran untuk mengikuti acara dengan dipandu oleh pengeras suara. Gang-gang sempit di kampung sekitar Kedinding pun dipenuhi para jama’ah yang sedang berdzikir.
<>Para jamaah berasal dari Surabaya dan sekitarnya, Semarang, Bandung, Banten, Jakarta, Banjarmasin, Palembang, Medan, Makasar, Nusa Tenggara, Malaysia dan Singapura. Menurut ketua jama’ah Al-Khidmah H. Hasanuddin Jama’ah Al-Khidmah berada di 13 propinsi dan 63 kota kabupaten seluruh Indonesia.
“Ini tidak terlepas dari upaya para kiai di surau-surau, malelis ta’lim, musholla, dan masjid yang secara rutin mengadakan mejelis tahlil, manakib dan khotmil Qur’an,” kata H. Hasanuddin saat memberikan sambutan.
Menurutnya, para penduduk Kedinding dan sekitarnya mempersilahkan rumahnya sebagai tempat penginapan para jama’ah yang berasal dari luar kota. Tahun ini ada 354 rumah berikut fasilitasnya yang diperuntukkan bagi para tamu. Di jalan-jalan yang macet panitia membagikan air minum kemasan sebagai pertanda selamat datang dan permintaan maaf atas kemacetan itu.
Pada acara kali ini, tercatat, panitia memperoleh sumbangan 391.850 nasi bungkus dari jamaah Al-Khidmah Surabaya, Gresik dan Malang, dan Semarang dan tidak ketingalan Madura, untuk dibagikan kembali kepada para jama’ah selepas dzikir dan tahlil bersama. Itu belum termasuk bahan-bahan makanan berupa beras, bumbu, daging dan ikan yang dibawa oleh penduduk sekitar dan jama’ah ke kantin induk pesantren Al-Fitrah.
Rasa Syukur
Para jama’ah duduk bersama. Para pejabat pemerintahan sipil dan militer, para guru besar perguruan tinggi, para pengusaha dan masyarakat biasa mengikuti alur dzikir yang didengar dari pengeras suara.
Seremonial dan ceramah tidak menjadi penting dalam acara tersebut. Para jamah datang untuk berdzikir. Acara dimulai ketika KH. Asrory Al-Ishaqi sebagai pemimpin dan mursyid tarekat Qodariyah-Naqsabandiyah-Al-Utsmaniyah duduk didepan para jama’ah dan memimpin istighotsah dan tahlil bersama. Para jama’ah berdatangan dari berbagai penjuru kemudian pergi dengan teratur.
Kecuali yang disampaikan kepada para murid khususnya yang telah dibaiat atau sumpah setia menjalankan amalan tarekat beberapa saat sebelum acara, Kiai Asrory tidak banyak memberikan ceramah kepada para jama’ah. Hanya beberapa kalimat seputar ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas anugerah yang diberikan-Nya berupa kemauan untuk selalu mengingat-Nya.
Usai dzikir dan tahlil para jama’ah bergegas pulang atau mengunjungi para pedagang kaki lima yang berada di seputaran lokasi. Para jamaah tidak banyak yang mengikuti ceramah-ceramah selanjutnya oleh para habib, kiai atau pejabat negara yang dipersilahkan berbicara di depan hadirin. Pejabat negara yang hadir, antara lain, Menteri Negara Pembangunan Daerah tertinggal Saifullah Yusuf dan jajaran gubernuran Jawa Timur dan kota Surabaya. (nam)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua