Warta

PBNU Kumpulkan Ulama Dunia Bahas Krisis Timur Tengah

Jum, 9 Maret 2007 | 07:47 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bakal mengumpulkan para ulama sedunia untuk membahas upaya peredaan krisis di Timur Tengah akibat konflik antaraliran Islam yang berkepanjangan. Pertemuan yang juga akan diikuti pemimpin organisasi kemasyarakatan Islam di Tanah Air itu rencananya akan digelar awal April 2007 di Istana Bogor, Jawa Barat.

“Rencananya, pertemuan itu membahas solusi atas konflik Timur Tengah (Timteng). Akan dilaksanakan 2-3 April, tempatnya di Istana Bogor,” ungkap Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi usai menerima Ketua Mahkamah Agung Republik Islam Iran Ayatollah Sayyed Mahmoud Hashemi Shahrudi, di Jakarta, Kamis (8/3) kemarin.

<>

Turut hadir bersama Shahrudi, Duta Besar Republik Islam Iran Behroz Kamalvandi.Acara itu juga dihadiri Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dan Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ma’ruf Amin.

Menurut Hasyim, pertemuan yang digagas PBNU dengan pemerintah Indonesia ini akan dihadiri sekitar 20 ulama. Mereka adalah ulama-ulama yang berpotensi meredakan konflik di Timteng,seperti dari Lebanon, Syiria, dan Pakistan.

“Undangan dikirim langsung Presiden RI, walaupun itu diusulkan PBNU,” tegasnya. Hasyim mengungkapkan,dalam pertemuan tersebut, tidak hanya PBNU yang mewakili Indonesia. Namun, ormas-ormas Islam lain di Indonesia juga akan diberi kesempatan presentasi sebagai wakil dari Indonesia.

Menurut Ketua World Conference on Relegion for Peace itu, undangan untuk acara itu sengaja dibatasi demi mempermudah lobi yang dilakukan pemerintah. “Ada daftar undangan, siapa saja yang diundang, dilampirkan di situ. Ini sesuai permintaan ulama Iran agar ulama yang suka mengafirkan ulama lain seperti aliran Khawarij tidak diundang,” jelasnya.

Sementara itu, Menlu Hassan Wirajuda mengatakan konflik di Timteng seperti di Irak bukanlah konflik Syiah-Sunni. Isu sektarian, kata dia, digunakan sekelompok orang untuk tujuan politis. Karena itu, kata, ulama baik Syiah maupun Sunni berkewajiban mendorong perdamaian dan rekonsiliasi di Irak.

“Karena itu, pemerintah Indonesia sangat menyambut gembira gagasan Hasyim untuk mengadakan pertemuan ulama-ulama negara Islam di Indonesia,” ujarnya. Ketua Mahkamah Agung Republik Islam Iran Ayatollah Sayyed Mahmoud Hashemi Shahrudi menyatakan apresiasinya atas ide PBNU dan pemerintah Indonesia.

Dia meyakini PBNU mampu menghadirkan ulama-ulama dunia tersebut. Shahrudi mengatakan, dirinya akan hadir dalam acara itu nantinya. Namun, pihaknya meminta agar ulama yang suka mengkafirkan umat Islam lainnya tidak diundang. (rif)