Daerah

3 Tahun Dibentuk, MWCNU Jatiyoso Karanganyar Mampu Dirikan Kantor, PAUD, dan TK

Kam, 15 Oktober 2020 | 00:00 WIB

3 Tahun Dibentuk, MWCNU Jatiyoso Karanganyar Mampu Dirikan Kantor, PAUD, dan TK

Bangunan PAUD, TK, dan kantor MWCNU Jatiyoso, Karanganyar, Jateng (Foto: Dokumen MWCNU Jatoyoso)

Semarang, NU Oline
Meski baru berusia tiga tahun usia kepengurusan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Jatiyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, namun MWC ini telah berhasil menghidupkan pengurus ranting dan mendirikan lembaga  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), dan kantor organisasi.

 

Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, H Hudallah Ridwan Naim mengatakan, prestasi yang ditorehkan pengurus MWCNU Jatiyoso itu bisa dijadikan contoh nyata bagi pengurus NU di manapun berada bahwa kalau khidmah kepada jamiyah dilaksanakan dengan tekun, semua kesulitan bisa diselesaikan.

 

"Baru kali ini, tepatnya tiga tahun lalu di Jatiyoso didirikan MWCNU di bawah bimbingan PCNU Karanganyar konsolidasi organisasi dipacu dan hasilnya berdiri lembaga pendidikan PAUD, disusul dengan TK, dan Kantor MWCNU," ujarnya kepada NU Online di Semarang, Rabu(14/10).

 

Dikatakan, dari laporan PCNU Karanganyar disebutkan bahwa pengurus MWCNU Jatiyoso memprioritaskan keberadaan lembaga pendidikan menjadi kebutuhan untuk menyiapkan kader-kader NU yang akan mengelola Jamiyah NU di masa mendatang.

 

"Sebenarnya IPNU-IPPNU sudah ada lebih dulu, namun kondisinya memprihatinkan. Namun demikian secara bertahap dibenahi dan menjadi contoh berdirinya badan otonom lainnya seperti Ansor, Fatayat, dan Muslimat NU di Jatiyoso," ungkapnya.

 

 

Disampaikan, bersamaan dengan itu MWCNU Jatiyoso juga berhasil menghidupkan pengurus ranting NU. Dari sembilan desa sudah terbentuk delapan pengurus ranting NU yang kondisinya cukup dinamis.

 

"Tahun ini MWCNU Jatiyoso sedang menyiapkan dana untuk membebaskan lahan yang akan dibangun Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk menampung anak-anak warga NU yang sudah menyelesaikan belajar di bangku PAUD dan TK," bebernya.

 

Untuk membiayai itu semua ujarnya, nahdliyin di Jatiyoso memobilisir potensinya melalui gerakan pengumpulan koin yang hasilnya telah terbukti mampu mengantarkan berdirinya kantor dan lembaga pendidikan di bawah pembinaan NU.

 

Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan, sebagai pelayan warga NU, dirinya selalu menyampaikan bahwa tolok ukur hidupnya NU ada di desa-desa dan kecamatan.

 

"Kalau di Jatiyoso setelah ada pengurus MWC disusul kemudian berdiri ranting dan badan-badan otonomnya hidup, ini pertanda NU hidup dan berpotensi mendinamiskan cabangnya," tuturnya.

 

"Alhamdulillah motivasi PWNU Jateng kepada cabang dan MWCNU agar menghidupkan ranting mulai menunjukkan hasilnya. Kami berharap ranting dan MWCNU  se-Jateng terus bergerak menggairahkan kehidupan organisasi dan melayani warga NU," pungkasnya.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz