Daerah

Dinyatakan Negatif Covid-19, Santri Alhidayah Purwokerto Kembali ke Pesantren

Sen, 19 Oktober 2020 | 13:45 WIB

Dinyatakan Negatif Covid-19, Santri Alhidayah Purwokerto Kembali ke Pesantren

Juru Bicara Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Banyumas Ustadz Enjang Burhanudin Yusuf

Banyumas, NU Online
Para santri dari dua pesantren di Banyumas, Jawa Tengah yakni Al Hidayah Karangsuci dan Raudhatul Qur’an Ciwarak yang beberapa waktu terkonfirmasi positif Covid-19, dinyatakan negatif pada akhir pekan kedua Oktober 2020 ini.

 

Juru Bicara Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Banyumas Gus Enjang Burhanudin Yusuf, Senin (19/10) mengatakan sebelumnya dari 630 santri Alhidayah Karangsuci, sebanyak 328 dinyatakan positif saat ini 180 sudah sembuh. Sementara Pesantren Raudlatul Qur’an dari 11 yang sebelumnya positif 9 orang telah dinyatakan negatif.

 

Para santri sebelumnya dikarantina di beberapa rumah sakit dan rumah karantina. Hasil negatif tersebut berdasarkan tes swab yang dilakukan setelah mereka tiga atau empat hari dikarantina. Para santri yang negatif kemudian dikembalikan ke pesantren. 

 

"Pembelajaran di Pesantren Alhidayah untuk santri yang tidak terkena Covid-19 dan santri yang sudah dinyatakan negatif dilakukan dengan sangat ketat mengikuti protokol kesehatan cegah Covid-19 sesuai arahan dan tenaga kesehatan," imbuh dosen IAIN Purwokerto ini.

 

Ia mengingatkan bahwa Covid-19 tidak memandang golongan. Karenanya semua bagian masyarakat perlu menjaga komitmen untuk bersama-sama melakukan pencegahan Covid-19 dengan disiplin yang diterapkan. 

 

Pesantren Alhidayah dan Raudlatul Qur’an merupakan dua dari 168 pesantren di bawah RMINU Banyumas. Santri kedua pesantren mayoritas adalah para mahasiswa.

 

Ketua Satgas Covid-19 RMI PBNU Ulun Nuha mengatakan bersyukur atas sembuhnya para santri dan selesainya proses isolasi mandiri Pesantren Alhidayah Purwokerto. Pihaknya mengajak serta mengimbau pesantren untuk terus menjalankan disiplin agar Covid-19 jangan sampai masuk ke pesantren.

 

“Selain aktif melakukan kampanye, RMI PBNU juga melakukan training cegah Covid-19 dan mendampingi pesantren yang terpapar,” katanya.

 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Sadiyanto mengungkapkan untuk memastikan suatu tempat benar-benar bebas virus Covid-19, ada banyak faktor; yang paling penting dan utama adalah melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. 

 

“Virus Covid-19 adalah sesuatu yang tidak kasat mata. Untuk bisa mengetahui di dalam tubuh ada virus  Covid-19 atau tidak, harus dengan pemeriksaan swab," ujarnya.

 

Pihaknya menegaskan Dinkes Banyumas telah berupaya semaksimal mungkin menjalankan pencegahan Covid-19 sesuai SOP yang ada dari Kemenkes untuk Pesantren Alhidayah. "Atas dasar hasil swab mandiri santri Pesantren di RS Ananda yang dinyatakan positif, segera dilakukan tracing, bahkan semua penghuni pondok pesantren sudah kami swab dan sudah keluar hasil," ujarnya.

 

Santri yang dinyatakan positif kemudian dievakuasi ke rumah sakit. Sedangkan bagi yang bergejala dan yang tanpa ke gejala dilakukan evakuasi ke rumah karantina. Mereka yang positif sudah dilakukan swab evaluasi baik yang di RS maupun RK.

 

"Yang swab evaluasinya negatif kita pulangkan ke pesantren, sementara yang masih positif masih kita tahan di RS dan di RK," kata Sadiyanto.

 

Ia menegaskan tugas pemerintah sudah dilakukan yaitu testing, tracing, dan treating. Ia mengimbau agar semua pihak menerapkan protokol kesehatan secara konsisten melakukan 3 M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun; serta 3K meliputi menghindari kontak dekat, kerumunan, berada di kamar tertutup secara bersamaan.

 

“Disiplin kolektif dan kesadaran masyarakat menjadi kunci keberhasilan untuk memutus rantai penularan,” pungkasnya.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad