Daerah

Gempa Magnitudo 5 Terjadi di Seram Bagian Timur, Tidak Berpotensi Tsunami

Sel, 5 September 2023 | 11:45 WIB

Gempa Magnitudo 5 Terjadi di Seram Bagian Timur, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi mengguncang Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, Selasa (5/9/2023) pukul 11.30 WIB bermagnitudo 5,0 (Foto: BMKG)

Jakarta, NU Online
Gempa bumi mengguncang Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, Selasa (5/9/2023). Peristiwa ini dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG melalui laman resminya, bmkg.go.id dan sosial media miliknya, @infoBMKG.


Diinformasikan BMKG, gempa berkekuatan magnitudo 5,0 itu terjadi pada pukul 11:30:30 WIB di titik koordinat 4.55 derajat lintang selatan dan 131.15 derajat bujur timur, 176 kilometer Tenggara Seram Bagian Timur, Maluku pada kedalaman 132 kilometer.


#Gempa Magnitudo: 5.0, Kedalaman: 132 km, 05 Sep 2023 11:30:30 WIB, Koordinat: 4.55 LS-131.15 BT (176 km Tenggara SERAMBAGIANTIMUR-MALUKU)," demikian informasi BMKG melalui twitternya. 


Lebih lanjut, BMKG menyebut bencana alam tersebut tidak sampai berpotensi tsunami. "Tidak berpotensi tsunami #BMKG," jelas BMKG dalam keterangan lanjutannya. 


Sampai berita ini diterbitkan, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan material termasuk korban yang mungkin ditimbulkan dari peristiwa alam tersebut. 


Namun, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap gempa susulan yang mungkin sewaktu-waktu bisa terjadi. "Saran BMKG. Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi," terangnya.


Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (BNPB), secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.


Di bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa-Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.


Antisipasi bencana dengan tas siaga

Dalam menghadapi bencana alam, sering kali masyarakat dibuat kalang kabut. Sebab, bencana alam memang terjadi secara mendadak. Akibatnya masyarakat sering gagal menyelamatkan diri.


Untuk melakukan upaya pengurangan dan pencegahan risiko bencana alam, salah satu yang perlu dilakukan adalah dengan penyiapan tas atau ransel siaga bencana. Demikian ini dikemukakan Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Kesiapsiagaan BNPB, Hadi Sutrisno pada suatau kesempatan. 


Adapun isi dari tas siaga bencana adalah:

1. Dokumen penting seperti Kartu Keluarga, polis asuransi, sertifikat tanah, dan surat berharga lain. Berkas tersebut disimpan dalam plastik kedap air. Untuk surat-surat berharga dipindai dan diunggah dalam disk penyimpanan pribadi seperti Google Drive dan iCloud.


Hal ini bertujuan jika terjadi bencana mendadak dan jika surat fisik rusak. Surat-surat dapat diselamatkan karena ada salinan online-nya. 


2. Pembekalan seperti air minum kemasan, P3K, pakaian ganti, dan senter. Untuk makanan kemasan, dilakukan pengecekan berkala pada untuk mengetahui masa kedaluwarsa.


3. Uang tunai, pisau lipat, alat tulis, jas hujan, tali nilon, peta, ponsel, charger, dan power bank.