Daerah

Hadir di Sumenep, Ketum Muslimat NU Ajak Kader Perangi Narkoba

Jum, 25 Agustus 2023 | 16:00 WIB

Hadir di Sumenep, Ketum Muslimat NU Ajak Kader Perangi Narkoba

Ketum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Puncak Muharram 1445 Hijriah Muslimat NU Sumenep, Rabu (23/8/2023 (Foto: NU Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online 
Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengatakan di pesantren dan madrasah, anak mendapat ilmu pengetahuan keagamaan serta intelegensinya digembleng oleh guru. Setelah dibina atau dinyatakan tamat dari lembaga pendidikan, ada yang merusak generasi bangsa, yakni narkoba.


Problem penyalahgunaan narkoba, kata Khofifah, menjadi tugas Muslimat NU, khususnya pengurus yang ada di lini yang paling bawah. Gubernur Provinsi Jawa Timur ini mengajak kepada jamaah untuk menghijrahkan mereka. Jikalau terlanjur memakai barang haram itu, sepatutnya direhabilitasi.

 

Pernyataan ini disampaikan Khofifah saat memberi pengajian umum di acara Puncak Muharram 1445 Hijriah Muslimat NU Sumenep, Rabu (23/8/2023). Ia mengimbau kepada seluruh Pimpinan Ranting (PR) Muslimat NU se-Sumenep untuk membuat forum sebagai tempat bagi masyarakat, pemuda dan pelajar mengetahui bahayanya pada kesehatan, peredaran gelapnya, serta pandangan hukum Islam dan negara.


Langkah selanjutnya dalam mencegah Narkoba adalah menyiapkan generasi-generasi Qur'ani di Taman Pendidikan Quran (TPQ), rumah tahfidz, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA).


"Saya bersyukur semarak Muharram yang bertabur kebaikan itu ditutup dengan pengajian umum. Setiap Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), yang sangat scientifik adalah tahun baru Islam," ucapnya kepada jamaah yang berkumpul di gedung Korpri Sumenep, Jawa Timur.

 

"Di negeri ini, satu-satunya orang yang pertama kali membahas Undang-Undang (UU) terkait Narkotika adalah saya sendiri pada tahun 1996. Kemudian terpotret oleh oleh International Narcotics Control Board (INCB). Di momentum strategies ini, menghijrahkan anak dari barang yang menjemput kematian dan menghijrahkan warga dari stunting adalah hijrah min al-dhulumati ila al-nur," terangnya.

Baginya, gerakan menghijrarahkan warga itu tidak hanya pada dua pokok persoalan. Tetapi menghijrahkan masyarakat dari kategori miskin menjadi tidak miskin, dari yang kurang terdidik menjadi terdidik, dan seterusnya.

"Terkadang ada perempuan yang sayang sama suaminya, namun anaknya kurang asupan gizi. Makanan yang mestinya untuk anak, malah dilahap oleh bapaknya. Sehingga anak mestinya dapat perhatian, malah lambat perkembangan otaknya, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak," terangnya.

Di akhir pidatonya, ia bangga kader Muslimat bisa melakukannya serta anak-anaknya dikuatkan melalui pendidikan agama.

"Salam hormat kepada suaminya, karena telah memberikan izin untuk berkhidmah di Muslimat. Semoga Allah membukakan pintu rezeki, keberkahan, putra putrinya menjadi anak yang shaleh dan shalihah," doanya.

Diketahui, Ketum PP Muslimat NU memberikan bantuan tunai kepada 30 kader yang berprofesi sebagai pedagang gorengan, rujak, pentol, dan sejenisnya.