Daerah

Harlah Muslimat NU di Serang, Banten

NU Online  ·  Sabtu, 13 April 2019 | 14:30 WIB

Harlah Muslimat NU di Serang, Banten

Peringatan Harlah Muslimat NU di Serang, Sabtu (13/4)

Serang, NU Online
Lebih dari 250 orang memenuhi aula utama Gedung PWNU Banten, Sabtu (13/4) siang ini. Kehadiran mereka  untuk memperingati Harlah Muslimat NU ke-73, sekaligus Isra'-Mi'jraj Nabi Muhammad Saw.

Mengusung tema Muslimat NU Provinsi Banten Jaga Aswaja Teguhkan Bangsa hadir Ketua I PP Muslimat NU, Hj Sri Mulyati, dan Hj Siti Maghfiroh, serta Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Banten, KH Sukron Makmun. Selain pengurus dan anggota Muslimat NU, hadir juga beberapa unsur Fatayat NU, IPPNU Provinsi Banten dan para tamu undangan dari Ormas lain. 

Ketua Muslimat NU Provinsi Banten, Hj Saudah, berharap agar Muslimat NU dan segenap Nahdliyin di Banten tetap berpegang teguh pada akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang moderat, seimbang dan toleran (tawasut, tawazun, dan tasamuh). 

Dalam sambutannya, Hj Sri Mulyati mengatakan bahwa Muslimat NU itu mengerjakan sangat banyak bidang, tapi semua untuk kepentingan dan kemaslahatan ummat. Ia berharap Muslimat NU dapat melayani sebaik-baiknya dari tingkat PP, PW, PC bahkan sampai Muslimat yang ada di berbagai PCI di luar negeri.

Dalam acara ini diadakan juga dekralasi laskar antihoaks. Dalam deklarasi ini Muslimat NU bertekad untuk bersatu melawan hoaks; mendorong semua ibu di keluarga agar tetap waspada dengan berita-berita media sosial yang ada, serta untuk melakukan tabayun sebelum membagikannya kepada yang lain. Selain deklarasi juga diadakan santunan kepada lansia dari delapan kota dan kabupaten di Banten.

KH Sukron Makmun yang dalam hal ini mewakili Ketua PWNU Banten, dalam sambutannya mengatakan bahwa, Muslimat NU memiliki peran yang sangat signifikan dalam setiap lini kehidupan.

"Di setiap kesuksesan seseorang di situ pasti ada peran seorang ibu maupun istri. Ibu adalah madrasah pertama dan utama (al-Madrasah al-Ula) bagi setiap anak dalam sebuah keluarga," katanya.

Selainn itu, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana para ibu dalam mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu, setiap ibu harus mencintai ilmu (muhibban li al-Ilmi).

Acara berlangsung dengan sangat antusias. Pengajian Isra' Mi'raj diisi dan ditutup dengan doa oleh ustadz muda, H Imam Matin. (Red: Kendi Setiawan)