Daerah

Imam Besar Manaqib di Jember Jelaskan Kekuatan Doa

Sab, 28 Desember 2019 | 12:00 WIB

Imam Besar Manaqib di Jember Jelaskan Kekuatan Doa

KH Achmad Muzakki Syah dan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo berada di tengah-tengah para kiai saat acara Doa & Dzikir Kebangsaan di Pondok Pesantren Al-Qodiri, Jember, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online

Indonesia tidak hanya butuh usaha lahir tapi juga butuh doa untuk mencapai cita-citanya. Sebab doa mempunyai kekuatan yang luar biasa, bahkan tidak jarang berkah doa mampu menghadirkan sesuatu di luar ekspektasi manusia.

 

Demikian diungkapkan imam besar Manaqiban Syekh Abdul Qodir Jailani, KH Achmad Muzakki Syah saat memberikan sambutan pada acara 'Doa dan  Dzikir Kebangsaan' di Pondok Pesantren Al-Qodiri, Jalan Manggar Nomor 139A, Gebang Poreng, Kelurahan Gebang, Kecamtan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (26/12) malam.

 

Menurutnya, doa adalah senjata umat Islam. Karena Indonesia merupakan negara yang mayoritas dihuni oleh pemeluk Islam, maka sudah selaiknya tidak meninggalkan doa dalam setiap usahanya. Tanpa doa, sulit untuk menggapai sukses.

 

“Kalau doa urusannya kami para kiai, ustadz dan sebagainya. Yang lain usaha secara lahir dengan sungguh-sungguh,” jelasnya.

 

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menegaskan, Indonesia adalah negara yang melimpah ruah kekayaan alamnya. Lautan yang begitu luas, daratan yang lebat dengan hutannya, udara yang bersih, matahari yang bersinar teratur, dan tanahnya yang subur adalah anugerah Allah yang begitu besar untuk Indonesia. Kekayaan itu, lanjutnya, untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal membutuhkan kehadiran SDM (sumber daya manusia) yang menjunjung tinggi Islam rahmatal lil’alamin.

 

“Dan itu hanya dimiliki oleh orang yang punya aqidah dan istiqamah dalam menjalankan ajaran agama,” ucapnya.

 

Ia menambahkan, Indonesia yang besar ini membutuhkan doa agar timbul ketenteraman dan kedamaian di tengah masyarakat. Dikatakannya, usaha vertikal dengan cara berdoa dan beribadah kepada Allah, harus terus menerus dilakukan. Bersamaan dengan itu, usaha horisontal yang terkait dengan hubungan antarsesama manusia (silaturrahim), juga tak boleh ditinggalkan.

 

“Jika itu dilakukan, maka Indonesia akan maju dengan kekayaan alamnya,” terangnya.

 

Syahrul berharap agar dalam membangun Indonesia, masyarakat bisa bekerja sama, bahu membahu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Perbedaan yang ada, baik perbedan partai, agama, organisasi, dan sebagainya hendakya dihilangkan demi Indonesia.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi