Daerah

Peserta PKD Ansor Pariaman Dibekali Materi Jurnalistik dan Medsos

NU Online  ·  Ahad, 24 November 2019 | 01:00 WIB

Peserta PKD Ansor Pariaman Dibekali Materi Jurnalistik dan Medsos

PKD Ansor Pariaman, Sumbar (Foto: NU Online/Armaidi Tanjung)

Pariaman, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Pariaman, Sumatera Barat Idris meminta kepada kader Ansor Kota Pariaman harus bijak dan hati-hati dalam menyikapi dan menyebarkan informasi di media sosial. 
 
"Jangan sampai ikut-ikutan menyebarkan informasi hoaks dan informasi bohong oleh pihak yang tidak bertanggungjawab," ujarnya.
 
Demikian diungkapkan pada pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) GP Ansor Kota Pariaman di Pesantren Nahdlatul Ulum, Desa Kajai, Kecamatan Pariaman Timur Kota Pariaman, Jumat (22/11). 
 
Dikatakan Idris, kader Ansor Pariaman sudah pernah mengalami sendiri bagaimana berita dan informasi hoaks diproduksi untuk kepentingan tertentu. Sehingga ada pihak yang terprovokasi saat kegiatan Ansor berlangsung. Narasi yang dibangun dari informasi hoaks, seolah-olah benar, padahal informasi tersebut adalah kebohongan. 
 
"Dari pengalaman tersebut, materi PKD sengaja ditambah dengan jurnalistik dan media sosial (medsos) yang disampaikan kontributor NU Online Armaidi Tanjung. Sehingga peserta PKD nantinya  harus selektif dalam menerima informasi dari berbagai media sosial," tegasnya.
 
"Banyak pengguna media sosial yang terkecoh dan termakan informasi hoaks yang disebarkan oleh pihak tertentu. Berita hoaks tersebut tersebar sehingga merubah persepsi publik terhadap sesuatu hal," imbuhnya.
 
Kontributor NU Online Armaidi Tanjung  mengatakan, agar terhindar dari berita hoaks, ada panduan  mengenali berita hoaks. Pertama, biasanya berita hoaks ada kata-kata di bawahnya 'agar disebarluaskan'.  'Agar dishare, jangan berhenti di anda'. Kata-kata ini bernada mengancam, sekalipun si penerima pesan tak paham dengan pesan yang disampaikan.
 
Kedua, lanjutnya, untuk menguji sebuah berita hoaks atau tidak, pembaca harus membuka di media lain. Apakah berita tersebut dimuat atau tidak. Kalau tidak dimuat, patut diduga salah satu ciri berita itu hoaks.
 
"Ketiga, kalimat itu bisa diketahui dan bisa dikenali. Biasanya bahasa itu dalam bahasa yang bersifat instruktif, bahasa yang tidak biasa seperti sebuah berita yang layaknya berita bagus," tandas mantan Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Sumbar ini. 
 
Disampaikan, berita hoaks merupakan istilah yang digunakan dalam teknologi informasi sebagai berita atau informasi yang tidak benar. Berita hoaks,  bukan hanya tulisan, tapi termasuk foto dan video, jika kontennya tidak mengandung kebenaran.
 
Mengutip pernyataan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU Khofifah Indarparawansa, Armaidi Tanjung menyebutkan, dunia maya adalah ruang pertarungan yang mesti direbut untuk menyebarkan konten-konten keagamaan yang toleran dan damai. 
 
"Karena itu, kader Ansor sebagai pemuda yang menyebarkan Islam rahmatan lil alamin jangan lagi menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya. Jangan terkecoh hanya dengan narasi yang mengatasnamakan agama Islam. Padahal narasinya kebohongan yang disebarkan," tutur Armaidi Tanjung yang juga penulis buku ini. 
 
Ketua Panitia Pelaksana PKD GP Ansor Kota Pariaman Masrizal melaporkan, kegiatan berlangsung Jumat hingga Ahad (22-24/11) dan diikuti 20 peserta. 
 
Editor: Abdul Muiz