Daerah

Kelola Sampah Ibu Kota, Dinas Lingkungan Hidup Pemrov DKI Gandeng LPBINU Jakarta

Jum, 18 Oktober 2019 | 08:00 WIB

Jakarta, NU Online
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) DKI Jakarta menggelar koordinasi untuk pengelolaan sampah terpadu di aula PWNU DKI Jakarta, Kamis (17/10) siang. Kedua pihak menyatukan program yang melibatkan komunitas sosial dan lembaga pendidikan.

Tampak hadir pada koordinasi ini Direktur Bank Sampah Nusantara  LPBI  PBNU Fitria Ariani, Kepala Bidang Peran serta Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta H Joko Rianto, Ketua LPBINU DKI Jakarta M Wahib Emha.

Forum ini dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri atas berbagai utusan, praktisi pengelola sampah, akademisi, guru, siswa serta lembaga dan badan otonom NU di DKI Jakarta.

Semua yang terlibat dalam forum ini menghindari penggunaan yang akan mengakibatkan sampah plastik. Semua membawa tumbler. Desain tempat duduk untuk narasumber menggunakan eco brick (terbuat dari sampah plastik).

Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta H Mualif ZA dalam sambutan menyatakan bahwa peran NU DKI Jakarta sangat strategis karena NU memiliki struktur kepengurusan sampai yang paling bawah.

NU memiliki sumber daya  sangat  banyak. Jika peran ini disinergikan insya Allah persolan sampah di DKI Jakarta dapat teratasi. NU DKI Jakarta  juga mengapresiasi kiprah LPBINU DKI Jakarta yang terus melakukan kegiatan pembinaan, sosialisasi terkait lingkungan hidup, dan juga banyak membantu warga jika terjadi bencana.   

Fitria Ariani mengatakan bahwa pentingnya pengelolaan sampah sampai pada tingkat masyarakat paling bawah, karena persoalan sampah berinduk dari rumah tangga, sehingga dengan adanya kegiatan ini masyarakat bisa mengambil peran yang lebih.

“Kedua,  Bank Sampah Nusantara (BSN) dikelola secara profesional dan akuntabel. Ini terkait sejauh mana kita bisa mengukur volume  sampah yang kita kelola, dalam mengurangi dampak dari C02 (karbon dioksida) untuk keberlanjutan yang kita data dari O2 (oksigen),” kata Fitri.

Fitria Ariani juga mengajak peserta forum untuk hijrah, hijrah dalam arti meninggalkan hal-hal yang mengakibatkan sampah pada kebersihan.

Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat (PSM) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta H Joko Rianto menyampakan tentang regulasi dan persoalan sampah di DKI Jakarta serta cara penanganannya. Menurutnya, pengelolaan sampah harus dilakukan secara terpadu dan sinergi lintas lembaga dan melibatkan masyarakat.

Dinas Lingkungan Hidup Pemrov DKI Jakarta juga memiliki  program yang nantinya masyarakat dapat mengelola dan mengimplementasikannya. Ia mengucapkan terima kasih atas peran LPBINU DKI Jakarta yang telah berperan aktif dalam pengelolaan lingkungan hidup di DKI Jakarta.

Ketua LPBINU DKI Jakarta M Wahib Emha menyampaikan, “Mengapa kita gunakan kata ‘pengelolaan’ bukan ‘pengolahan’? Pengelolaan lebih pada manajemen sehingga memiliki arti yang lebih luas dan bisa mewadahi dalam pengolahan sampah.”

DKI Jakarta, kata Wahib, memiliki ancaman bencana yang sangat dominan yaitu di antaranya kebakaran dan banjir. Keduanya sangat terkait erat dengan lingkungan hidup dan pengelolaan sampah sehingga penting penyeimbangan dalam mitigasi baik struktural maupun kultural.

Wahib menambahkan, banyak pembangunan infrastruktur harus dibarengi oleh pemahaman warga, dengan harapan warga juga menjadi bagian dalam pengelolan lingkungan hidup dan pengelolaan sampah sehingga mitigasi bisa seimbang. 

Ia juga menjelaskan, para pendahulu kita sangat menghargai lingkungan, dan jika belanja menggunakan tempat dari rumah (bukan plastik). Hal ini sejalan dengan ajaran agama yang disampaikan oleh para ulama NU dalam pelestarian alam, lingkungan hidup dan lain sebagainya.

“Di antara pesan para kiai NU adalah kewajiban kita dalam pelestarian lingkungan hidup. Maka perusakan alam oleh siapa saja, membuang sampah sebarangan, hukumnya haram,” kata Wahib.
 

Editor: Alhafiz Kurniawan