Daerah

Kiprah Aktivis NU di Semarang Layani Umat Tak Kenal Waktu

Sen, 11 November 2019 | 10:45 WIB

Kiprah Aktivis NU di Semarang Layani Umat Tak Kenal Waktu

Tim Penjangkauan Dinsos Kota Semarang mengecek kondisi kesehatan pasien yang ditangani. (Foto: NU Online/A Rifqi H)

Semarang, NU Online
Persoalan sosial yang terjadi di tengah masyarakat membutuhkan perhatian berbagai pihak. Terlebih Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Jawa Tengah yang aktif menjangkau orang terlantar, anak jalanan, dan sebagainya.
 
Menurut Koordinator Kota (Korkot) Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang, Dwi Supartiwi kasus yang ditangani seolah tidak mengenal waktu.
 
"Tentunya saya berterima kasih pada rekan dan rekanita relawan TPD yang solid dalam menjangkau, baik pagi, siang maupun malam," kata perempuan yang pernah menjadi Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Semarang ini di sela kegiatannya di Balai Kota Semarang, Gedung Pemerintah Kota Semarang, Jalan Pemuda 148, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (11/11).
 
Dwi Supratiwi yang juga aktivis Muslimat NU Kota Semarang ini melanjutkan, setiap saat TPD memberikan respons cepat terhadap laporan yang diterima. 
 
"Ada laporan yang masuk melalui Call Center (CC) 112, ada juga yang masuk langsung lewat whatsaps," katanya.
 
Tiwi, sapaannya, mengaku pada mulanya dibentuk dalam satu bulan terdapat lebih dari 30 kasus yang harus tangani. Kini, setelah TPD berjalan 2 tahun lebih kasus yang ditangani semakin berkurang. 
 
"Awalnya banyak sekali kasus, terutama orang tua yang terlantar di jalanan. Alhamdulillah sekarang ini semakin setelah rekan dan rekanita yang bergerak dengan cepat," ungkapnya.
 
Menegaskan hal serupa, Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial (Rehabsos) Tri Waluyo menyatakan apresiasi timnya tersebut. Menurut Tri Waluyo, TPD memiliki prosedur tetap untuk mengurai masalah dalam melakukan asesmen yakni proses pencarian informasi atau data, kelayan atau istilah untuk penerima manfaat dari Dinsos. 
 
"Kami tentunya sangat terbantu dengan progresifnya para relawan," jelasnya.
 
Tri menjelaskan, pihaknya dalam menangani persoalan sosial yang terjadi di tengah masyarakat bisa tampak nyata lantaran adanya koordinasi dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Hal ini tidak dipungkiri dengan adanya kebutuhan masyarakat yang telah tersedia sesuai instansi terkait.
 
"Kita juga koordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk menangani anak jalanan. Mereka belum saatnya bekerja keras sebagai bagian tulang punggung keluarga. Jadi, kita kembalikan anak jalanan ke ranah sesungguhnya untuk belajar," jelas Tri.
 
Bekerja, lanjutnya, sebagai bakti anak dalam membantu orang tua juga bagus. Akan tetapi, menurut Tri yang pernah bertugas di Dinas Pendidikan Kota Semarang berpendapat, pembagian waktu dan pengawasannya juga harus jelas. 
 
"Anak kecil yang bekerja untuk membantu orang tua bisa dengan ikut berjualan di arena car free day. Ini jelas pada hari libur, waktunya juga terbatas. Belum saatnya seorang anak all out membantu perekonomian keluarga," tegasnya.
 
Selain itu Tri mengingatkan pentingnya masa depan bangsa Indonesia yang nantinya berada dalam genggaman generasi yang saat ini masih anak-anak. 
 
"Dulu lulus S1 sudah bangga, sekarang ini banyak lulusan S2 dan kompetensinya masih harus bersaing dengan kecanggihan teknologi. Bangsa ini harus maju dengan merawat anak-anak. Jadi kita upayakan semampu kita agar anak tetap belajar demi masa depannya dan masa depan bangsa Indonesia," tandasnya. 
 
 
Pewarta: A Rifqi H
Editor: Ibnu Nawawi