Daerah

Kirab Gunungan Ketupat PCNU Mimika Angkat Tradisi Nusantara di Bumi Amungsa

Ahad, 21 Mei 2023 | 23:45 WIB

Kirab Gunungan Ketupat PCNU Mimika Angkat Tradisi Nusantara di Bumi Amungsa

Kirab gunungan ketupat diadakan PCNU Mimika sebagai rangkaian Rakedan (Rawat Kebhinnekaan, Damai Kita Dapatkan) Syawal Bumi Amungsa, Sabtu (21/5/2023). (Foto: istimewa)

Mimika, NU Online
Kegiatan Rakedan (Rawat Kebhinnekaan, Damai Kita Dapatkan) Syawal Bumi Amungsa merupakan agenda PCNU Mimika yang ditempatkan di Kampung Naena Muktipura. Kampung ini adalah kampung yang mayoritas warganya adalah warga NU yang jauh dari kota Timika. 


Acara Rakedan dimulai Jumat (19/5/2023) malam dengan Munajat Kebangsaan dengan bershalawat, istighotsah, dan khatmil Qur'an. Sowan leluhur ziarah kubur dilaksanakan pada Sabtu (20/5/2023) pagi bakda Subuh.


Pada Sabtu siang adalah acara inti berupa kirab gunungan ketupat, bakar batu, halal bihalal dan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al Muhajirin Kampung Naena Muktipura.


"Selama saya tinggal di sini belum ada acara sebesar ini, apalagi tingkat kabupaten. Kami bersyukur PCNU Mimika menginisiasi acara ini di sini dan membantu kami sehingga dibentuk panitia bersama, antara panitia kabupaten dan lokal," kata Ketua Panitia Lokal Rakedan Syawal Kampung Naenamuktipura, Sutikno, Sabtu (20/5/2023).


Menurutnya kegiatan besar ini menjadi media pembelajaran yang baik.


"Keterlibatan warga dan remaja masjid penting sekali sebagai pengalaman yang berharga. Jika suatu saat di sini ada acara besar sudah tidak bingung lagi," lanjutnya.


Tiga gunungan
Acara kirab gunungan ketupat sangat meriah. Terdapat tiga gunungan ketupat yang diarak pada kirab tersebut.


Kirab mengusung semangat menggiatkan dan mengangkat tradisi dan budaya leluhur. Tradisi seperti ini sudah berjalan puluhan bahkan ratusan tahun di Nusantara.


Acara kirab gunungan ketupat ini dilaksanakan di Kampung Naena Muktipura, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika. Kirab dilaksanakan dengan jalan diiringi hadrah.


"Di daerah kami, Dusun Rebile Desa Tanak Awu Pujut Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, kirab ketupat semacam ini sudah biasa dilakukan untuk merayakan lebaran ketupat. Di daerah kami disebut topat. Bentuk wadah kupat yang biasa di tempat kami seperti rumah adat," kata tokoh Lombok Kampung Naena Muktipura, Lalu Sukri Rahman.


Menurut pria yang juga sebagai Kepala Kampung Naena Muktipura ini, warga IKL berpartisipasi dalam kirab gunungan ketupat ini.


"Kami berpartisipasi kirab ini selain untuk melestarikan tradisi juga ingin menunjukkan bahwa Ikatan Keluarga Lombok (IKL) di Mimika itu ada, bahwa orang Lombok itu banyak," urainya lebih lanjut.


Selain diikuti oleh IKL, kirab gunungan ketupat juga diikuti oleh Nahdliyyin Naena Muktipura dan PC Fatayat NU Mimika.


"Tiap mushala membuat ketupat lalu dikumpulkan. Jumlahnya mencapai 1.000 ketupat lebih. Tugas remaja masjid membuat kerangka dan memasang dan menghias gunungan ketupat," ujar Ketua Takmir Musholla Al Anshor Kampung Naena Muktipura, Sarwan.


Tebar berkah
Kirab gunungan ketupat diiringi dengan lantunan shalawat bersama Grup Hadrah Ahbaabul Musthofa Mimika (AMM) sepanjang perjalanan kaki dari titik start Musholla An-Nida ke titik finish di Masjid  Al Muhajirin.


Menjelang titik finish, ada acara yang menarik berupa tebar berkah.


"Kami dari AMM berniat menebar berkah, yakni menyebar uang kecil di jalan yang dilewati kirab dan di arena acara Rakedan Syawal," urai Pembina AMM, Sugiarso.


Ratusan uang kertas bernilai Rp2.000-an disebar dan diperebutkan oleh anak-anak dan orang tua.


"Kami berharap sedekah uang kecil ini membuat anak anak bahagia. Rasa senang  itu merasuk ke dalam alam bawah sadarnya. Acara shalawat dan kirab menjadi yang mereka tunggu-tunggu dan rindui, bacaan shalawat merasuk ke relung relung rohani mereka dengan harapan menjadi bibit cinta shalawat, cinta sedekah, cinta tradisi, cinta Rasul," terangnya lebih lanjut.


Kesan mendalam disampaikan oleh Ketua II AMM, Ricky Nurdiansyah dalam mengiringi kirab ini.


"Kami merasakan suatu kebanggaan tersendiri bisa mengiringi kirab gunungan ketupat di zaman milenial saat ini, guna melestarikan tradisi budaya leluhur yang pernah ada. Ini suatu kehormatan bisa menjadi bagian pengisi acara besar halal bihalal yang diselenggarakan PCNU Mimika," tuturnya.


Editor: Kendi Setiawan