Daerah

Laksana Pedang, Santri Diingatkan Memanfaatkan Waktu

NU Online  ·  Ahad, 14 April 2019 | 11:00 WIB

Laksana Pedang, Santri Diingatkan Memanfaatkan Waktu

Haflah Akhirussanah ke XXIX Pondok Pesantren Durrotu Aswaja, Semarang.

Semarang, NU Online
Waktu muda harus dimanfaatkan secara maksimal. Tajamnya waktu tidak mengenal kompromi. Waktu siap menggilas siapapun yang terlena. Karenanya, santri sebagai generasi muda penerus para kiai atau ulama harus dapat mengoptimalkan masa belajarnya, terlebih yang berkesempatan menjadi mahasiswa.

Amanat ini disampaikan Pengasuh Ponpes Durrotu Aswaja, Kiai Agus Romadhon saat memberikan sambutan Haflah Pengajian Akbar, Haul ke-3 Abah Kiai Masyrochan, dan Haflah Akhirussanah ke XXIX Pondok Pesantren Durrotu Ahlussunnah Waljamaah. Kegiatan digelar di Lapangan Banaran, Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/4).

"Waktu itu seperti pedang. Jika tidak mampu memanfatkannya, maka akan kepotong oleh pedang tersebut," katanya.

Lebih lanjut Kiai Agus mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran acara. Menurutnya, Pesantren Durrotu Aswaja dari tahun ke tahun semakin maju, tidak hanya dari segi pembangunan, namun juga dari jumlah santri yang mengaji. 

"Semoga pondok ini semakin memberi dampak positif ke masyarakat dalam menebarkan syiar Islam," harapnya. 

Sementara dalam ceramahnya, KH Zuhrul Anam Hisyam menuturkan, kitab suci Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam. Kitab suci umat Islam itu dinilai menjadi sumber segala ilmu pengetahuan. Di dalamnya mengandung banyak keutamaan.

"Al-Qur’an menjadi sumber ilmu pengetahuan. Di dalamnya terdapat banyak keutamaan. Maka, belajarlah dengan sungguh sungguh," kata Pengasuh Pesantren Attaujieh, Kabupaten Banyumas tersebut. 

Dijelaskannya, Al-Qur’an mengajarkan banyak imu pengetahuan. Di antaranya, ilmu eksak, biologi, fisika, dan sejumlah banyak ilmu lain. Oleh karena itu, mempelajari serta memahaminya adalah hal yang utama.

"Segala aspek kehidupan ada di Al-Qur’an. Mau cari apa, ilmu geografi? Ada di Al-Qur’an," terangnya.
Di tengah tausiah, Kiai Zuhrul menyatakan senang terhadap santri-santriwati pesantren ini lantaran selain belajar ilmu umum juga ilmu agama.

"Saya merasa bangga kepada Ponpes Durrotu Aswaja. Secara geografis berdampingan dengan kampus Universitas Negeri Semarang atauUnnes. Kebanyakan santrinya mahasiswa di kampus ini," ujarnya.

Menurutnya, Al-Qur’an akan selalu sesuai dengan  zaman dan tempat di manapun berada. Mengutip sabda Nabi Muhammad SAW bahwa orang yang menyukai Al-Qur’an disebut ahlulllah atau  keluarga Allah. Juga hamilul Quran, hamilu royatil jannah yakni orang yang mengamalkan Al-Qur’an. 

“Kelak mereka akan jadi pembawa panji panji di surga. Semoga dengan acara ini Anda semua menjadi ahlullah," imbuhnya. (Rifqi/Ibnu Nawawi)