Daerah

Lulus PKL, Kader Ansor Pamekasan Harus Siap Jadi Penggerak

Ahad, 15 Maret 2020 | 04:30 WIB

Lulus PKL, Kader Ansor Pamekasan Harus Siap Jadi Penggerak

Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Jatim Syafiuddin (berdiri) (Foto: NU Online/Hairul Anam)

Pamekasan, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pamekasan, Jawa Timur Syaiuddin meminta kepada puluhan kader lulus Pelatihan Ansor Kabupaten Pamekasan untuk siap dan terus bergerak di masing-masing wilayah.
 
"Kalian bisa ikut dan lulus PKL GP Ansor melalui proses yang ketat. Kalihan kader pilihan. Selanjutnya, silakan menyebar dan jadi penggerak organisasi di tingkat kecamatan hingga ranting," tegasnya.
 
Hal itu diucapkan pada acara penutupan Latihan Kader Lanjutan (LKL) bertempat di Pesantren Miftahul Qulub, Polagan, Galis, Pamekasan, Sabtu (14/3) dini hari.
 
Syafiuddin yang juga Wakil Ketua DPRD Pamekasan itu menambahkan, para kader Ansor harus meneguhkan niat pengabdian. Aktif sebagai anggota maupun pengurus Ansor jangan sampai diniatkan untuk kepentingan materi.
 
"Niatnya cukup satu, yaitu ingin diakui sebagai santrinya Mbah Hasyim Asy'ari. Beliau telah menegaskan siapapun yang aktif di Nahdlatul Ulama (NU), akan diakui sebagai santrinya. Siapa pun yang jadi santri Mbah Hasyim, beliau mendoakan meninggal dalam keadaan husnul khatimah, meninggal dalam keadaan membawa iman dan Islam," tegasnya.
 
Bagi Anggota Ansor yang niatnya salah tegas Syafiuddin, harus segera diperbaiki. Sebab, kesalahan niat sangat tidak baik bagi keberlangsungan para kader berproses dan mengabdi di Ansor.
 
Dalam kesempatan itu, Syafiuddin menekankan bahwa ada dua tugas utama yang perlu diperjuangkan Ansor. Kedua tugas tersebut ialah menjaga Aswaja dan mempertahankan NKRI.
 
Tradisi ke-NU-an seperti tahlilan, shalawatan, dan lainnya mesti dijadikan warna dalam kehidupan bermasyarakat. NKRI bagi Ansor adalah harga mati, final tak perlu diubah menjadi negara apapun, tetap Indonesia dengan dasar ideologi Indonesia.
 
Sebagai Anggota Ansor tambahnya, wajib mencintai Indonesia. Sebab, GP Ansor dan masyarakat makan beserta minum dari bumi Indonesia, beribadah dan bekerja tenang di Indonesia, sehingga tidak perlu ideologi lain selain Pancasila.
 
"Setiap ada rongrongan terhadap keutuhan NKRI, Ansor harus selalu tampil di garda terdepan," tegasnya.
 
Pihaknya berpesan agar para anggota Ansor tidak terpengaruh dengan kelompok manapun, harus mengedepankan nilai-nilai Islam an-Nahdliyah yakni tawazun, moderat, dan tasamuh.
 
"Tawazun (seimbang) antara dunia-akhirat, akal dan hati, pribadi dan masyarakat harus dipegang teguh. Tasamuh (toleransi) pun mesti dipertajam dengan menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak dan tidak saling mencaci-maki," pungkasnya.
 
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Abdul Muiz