Daerah

Melihat Manuskrip Fathul Muin Karya Sayyid Abdullah di Perpustakaan Masjid Jami Lasem

Sel, 29 Agustus 2023 | 08:00 WIB

Melihat Manuskrip Fathul Muin Karya Sayyid Abdullah di Perpustakaan Masjid Jami Lasem

Manuskrip Fathul Muin karya Sayyid Abdullah bin Iman ditulis dengan bahasa dan aksara Arab, serta penuh dengan catatan-catatan penyalinan (Foto: Abdullah Hamid)

Rembang, NU Online
Berdasarkan Penelitian Lektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Nur Fauzan Ahmad pada Maret 2022, di Perpustakaan Masjid Jami' Lasem Rembang, Jawa Tengah terdapat manuskrip Fathul Muin yang ditulis oleh ulama asal Tuyuhan, Pancur, Rembang, Jawa Tengah, Sayyid Abdullah bin Iman. Manuskrip tersebut ditulis dengan bahasa dan aksara Arab, serta penuh dengan catatan-catatan penyalinan.

 

Nur Fauzan kemudian melaporkan keberadaan koleksi manuskrip tersebut kepada Perpustakaan Provinsi Jateng dan kemudian Perpustakaan Provinsi mendorongnya melakukan digitalisasi pada bulan Mei 2023. Lalu memberikan kemasan kotak penyimpanan standar.


Sebenarnya manuskrip tersebut diberikan kepada  pengelola Perpustakaan Masjid Jami' Lasem, Abdullah Hamid untuk dirawat dan dikaji Perpustakaan Masjid Jami Lasem oleh Mbah Mu'zi, Kauman, Lasem yang disimpan Ustadz Suyatno, menantunya. 

 

"Amanat tersebut diterima dengan sepenuh suka cita dengan merawatnya dan membangun komunikasi dengan stakeholder terkait," Adbullah ujar Hamid, Sabtu (26/8/2023).

 

Abdullah Hamid menyatakan, hal menarik dari manuskrip itu bahwa ia ditulis tangan langsung oleh Sayyid Abdullah bin Iman pada tahun 1800- an Masehi. Ia merupakan ulama lokal yang berasal dari Desa Tuyuhan, Pancur, Rembang.


"Manuskrip tersebut berisi matan Kitab Fathul Mu'in yang biasa dipelajari para santri senior dan ditulis di bagian tengah halaman. Menariknya lagi, di bagian pinggir halaman terdapat keterangan yang juga ditulis Sayyid Abdullah dan merupakan hasil penjelasan Kiai Asy'ari, gurunya," ujar Kepala Perpustakaan STAI Al-Hidayat Lasem ini.

 

"Jika dinilai berdasarkan struktur dan kualitas keterangannya, manuskrip tersebut bisa dikategorikan taqrir. Taqrir adalah penjelas yang level urgensinya sangat tinggi dalam mengkaji matan, syarah dan hasyiyah," imbuhnya​​​​​.

 

Keberadaan manuskrip di Perpustakaan Masjid Jami' Lasem terdengar Unugiri Bojonegoro yang membutuhkan tempat PKL (Praktik Kerja Lapangan) bagi mahasiswanya.

 

"Akhirnya pada bulan Juni 2023 kemarin, selama 20 hari, beberapa mahasiswa Unugiri dari Prodi Bahasa dan Sastra Arab melakukan penerjemahan taqrir separuh dari jumlah halaman manuskrip tadi," terang Hamid.


Hamid menambahkan, dalam waktu yang bersamaan Perpustakaan Masjid Jami' Lasem juga mendapat kunjungan Lajnah  Pentashih Al-Quran Saifuddin untuk melakukan dokumentasi. Kesempatan itu dimanfaatkannya untuk memberikan kuliah umum tentang filologi.

 

"Pak Saifuddin menjelaskan tentang tahqiq. Tahqiq ialah pemeriksaan detail sebuah manuskrip dari kitab-kitab karangan ulama yang ingin dicetak dan perlu naskah yang baik. Terdapat kata-kata yang perlu dijelaskan, juga perlu menjelaskannya, dan jika ada kata-kata yang salah tulis oleh pemindah tulisan asli alias nasikh, maka ia harus membetulkannya dan kemudian menyiratkan agar dilakukan dalam tahqiq," jelas Hamid.


Abdullah Hamid menceritakan bahwa pada Rabu (15/8/2023), Gus Nanal Ainal Fauz, tokoh muda pesantren dari Kabupaten Pati Jawa Tengah yang dikenal alim dan pegiat turats (kitab kuning) berkunjung ke Perpustakaan Masjid Jami' Lasem dan ingin melihat manuskrip tersebut setelah sebelumnya ia mampir ziarah makam Sayyid Hasyim yang konon adalah ayahanda Mbah Sambu.

 

"Dengan penuh antusias ia membaca manuskrip tersebut, kemudian ia menemukan nama Kiai Asy'ari guru Sayyid Abdullah dan menyimpulkan bagian tulisan di pinggir kitab itu merupakan taqrir.  Ia berencana akan menyampaikan digitalisasi manuskrip ini kepada gurunya di Syiria yaitu Syaikh Syadi Mustofa Arbasy untuk dipelajari lebih lanjut," pungkas Hamid.