Mimika, NU Online
Pagar Nusa Mimika, Papua menggelar hari lahir ke-33 yang bersamaan dengan NU ke 93 masehi. Kegiatan untuk memperkuat organisasi agar menjadi lebih baik. Acara digelar di Masjid An-Nur Soponyono, Wonosari Jaya, Mimika, Papua.
"Para anggota Pagar Nusa terlihat bersemangat terlibat dalam acara ini," kata Fatkhur, Sekretaris Pimpinan Cabang Pagar Nusa Mimika, Rabu (2/1) malam.
Acara dimulai pembacaan maulid diba yang dipimpin Ustadz Muhajir diiring rebana Pagar Nusa. Sejumlah lagu berkumandang dari Ya Lal Wathan, mars Pagar Nusa dengan lirik Banser, serta Syair NU memenuhi halaman masjid di dan ditutup dengan mahallul qiyam.
Kegiatan dilanjutkan pertunjukan jurus tunggal baku yang dilakukan Dika Saputra dan Nur Safitri kemudian atraksi yang pertama patah toya dan dilanjutkan dengan atraksi injak beling. Atraksi ketiga gulung duri dan yang terakhir pecah batako di atas perut dan di atas kepala. Seluruh atraksi dilakukan santri Pagar Nusa.
Ustadz Bukhori selaku Ketua Pagar Nusa Mimika dalam sambutannya mengajak untuk terus melakukan penguatan organisasi. "Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Pagar Nusa di Mimika aktif dan ada. Juga untuk mengembangkan anggota dan warga Pagar Nusa, perlu kegiatan semacam ini," tuturnya.
"Sebagai perguruan silat, kata silat di Pagar Nusa itu adalah singkatan dari silaturahim, istikamah di mana seorang pendekar harus tetap ajeg dan terus menerus mencapai himmahnya,” kata Ustadz Hasyim Asy'ari.
Penceramah dari Pondok pesantren Darussalam Mimika, Kampung Mwuare ini menjelaskan kelanjutannya yakni L sebagai la ghaliba illa billah yang menjadi kata azimat bagi para pendekar Pagar Nusa bahwa segala kemenangan hanya dan karena Allah.
"A dimaknai Aswaja sebagai laku lampah pendekar Muslim di Nusantara," ungkapnya. Sedangkan huruf T dimaknai tawaddu' dan takdzim. Bahwa seorang pendekar harus tetap rendah diri dan selalu menjaga akhlakul karimah, lanjutnya.
Hadir pada acara tersebut Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Mimika, H Akhir Iribaram, para wali santri, Ketua DKM An-Nur Ajianto, Ketua IPSI Mimika Suparno. Juga tampak terlihat A'wan PCNU Mimika Untung Ashari, masyarakat Soponyono, dan Ustadz Syafiuddin.
Acara ditutup dengan makan bersama sebagai wujud kebersamaan. (Sugiarso/Ibnu Nawawi)