Daerah

Pelajar NU Kalimantan dan Riau Desak Pemerintah Segera Tangani Kebakaran

Sen, 16 September 2019 | 06:09 WIB

Pelajar NU Kalimantan dan Riau Desak Pemerintah Segera Tangani Kebakaran

Kondisi asap di Jalan Cilik Riwut Km. 1 Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Ahad (15/9). (Foto: Ahmad Muhajir)

Jakarta, NU Online
Kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Kalimantan dan Sumatera semakin tak terkendali. Data Air Visual menunjukkan kualitas udara sudah di tahap membahayakan. Tak ayal seorang bayi dikabarkan meninggal di Sumatera Selatan.

Kondisi ini memunculkan reaksi dari Pelajar NU di Kalimantan dan Riau. Mereka mendesak, baik pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk segera bertindak menangani kebakaran tersebut.

Tidak hanya membakar hutan, api juga melalap perkebunan milik warga di Kalimantan Barat. Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Pontianak Atika Hapsari menyebut kebun-kebun warga di daerah Kubu Raya, dekat dengan tempat tinggalnya di Pontianak bagian utara, habis dilalap si jago merah.

“Kebun sawit sudah habis separuh. Kebun nanas habis. Kebun sayur-sayuran. Mereka kan jual sayur pakis, itu habis semua,” ungkapnya kepada NU Online, Ahad (15/9) kemarin.

Bahkan, kebakaran sudah mendekati rumah-rumah warga di sana. Menurutnya, warga di sana enggan tidur karena khawatir api tiba-tiba muncul. “Sampai gak tidur karena jagain api yang bisa tiba-tiba muncul,” katanya.

Sejak Rabu (11/9), Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji telah mengeluarkan surat edaran bernomor 421/2809/DIKBUD penghentian kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tiga hari. 

Namun, mengingat sampai hari ini asap masih pekat, gubernur kembali mengeluarkan surat edaran bernomor 421/2813/DIKBUD pada Senin (16/9) untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar dengan tetap mewajibkan para guru dan tenaga kependidikan untuk menunaikan tugas administrasinya.

Melihat kondisi yang sudah demikian parah, Atika meminta pemerintah pusat maupun daerah untuk segera bertindak memadamkan api guna mengurangi asap yang dapat membahayakan masyarakat.

Ahmad Muhajir, Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Kalimantan Tengah (Kalteng), mengungkapkan bahwa asap di sana sudah begitu pekat. Ia dan pelajar-pelajar NU membagi-bagikan 2.000 masker kepada para pengendara dan masyarakat umum.
 
Meskipun demikian, Muhajir meminta pemerintah agar dapat membagikan masker N95 mengingat udara yang sangat berbahaya.

“Harapannya saat ini yang pasti kami minta pemerintah membagikan masker N95 yang lebih aman digunakan dibandingkan masker yang biasa di bagikan,” katanya.

Muhajir juga mengungkapkan bahwa Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalteng bersama pemerintahan akan menggelar shalat istisqa pada Rabu (18/9) mendatang.

Sebagaimana di tempat lain, sekolah di Kalteng juga diliburkan atas Instruksi Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran Nomor 188.5/741/BU tanggal 13 September 2019. Kegiatan belajar mengajar dihentikan sampai dengan 21 September 2019.

Hal serupa juga terjadi di Riau. Ketua PW IPNU Riau Saddam Orbusti Ritonga mengungkapkan bahwa para pelajar di Tanah Siak itu sudah diliburkan sejak seminggu lalu dengan nomor surat 800/Disdik1.3/2019/10720 pada Senin (9/9/19) untuk pengamanan dampak bahaya asap.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad