Pengunjung Swalayan Disarankan Tak Pakai Pakaian Ketat
NU Online · Selasa, 10 Februari 2015 | 06:01 WIB
Probolinggo, NU Online
Saat ini Pemerintah Kabupaten Probolinggo tengah gencar-gencarnya mengajak umat muslim menggunakan hijab dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat berada di tempat umum. Tidak hanya itu, masyarakat dihimbau supaya tidak menggunakan pakaian ketat agar tidak menimbulkan maksiat.<>
Demi mewujudkan hal tersebut, Kantor Satpol PP Kabupaten Probolinggo setiap saat melakukan operasi di beberapa swalayan yang ada di Kabupaten Probolinggo. Setiap pengunjung dimintai KTP untuk didata alamat dan nomor handphonenya.
Pengunjung swalayan dihimbau supaya selalu memakai hijab dan tidak memakai pakaian ketat tatkala berada di luar rumah, terutama di tempat-tempat umum. Sementara di luar Islam diminta supaya bisa menyesuaikan dengan cara tidak berpakaian ketat.
Kepala Kantor Satpol PP Kabupaten Probolinggo Achmad Aruman mengungkapkan upaya ini merupakan salah satu mewujudkan Kabupaten Probolinggo yang religius. Oleh karena itu, pihaknya akan terus melakukan penertiban kepada setiap pengunjung yang tidak berhijab dan berpakaian ketat.
“Kami hanya ingin mengikuti ajaran Islam sehingga masyarakat yang berkunjung ke swalayan bisa lebih tertib dan memakai busana yang wajar. Masyarakat di luar Islam hendaknya bisa menyesuaikan dengan menggunakan pakaian yang wajar agar menghindari hal-hal yang negatif,” ungkapnya, Senin (9/2).
Menurut Aruman, pakaian ketat dan tidak berhijab ini jika dibiarkan tentunya akan memancing hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya pergaulan bebas, maksiat dan kejahatan.
“Sebab pada intinya, kejahatan dan maksiat itu terjadi karena ulah manusia sendiri. Salah satunya dari cara kita berpakaian saat berada di pusat perbelanjaan. Tidak ada paksaan, hanya saja kami akan terus melakukan penertiban supaya masyarakat terbiasa memakai hijab dan tidak berpakaian ketat saat berada di tempat umum,” harapnya.
Lia Pandini, asal Desa Alastengah Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo mengaku sangat mendukung atas upaya yang dilakukan oleh Pemkab Probolinggo. Hanya saja dia mengaku masih butuh waktu supaya bisa menyesuaikan diri menggunakan hijab.
“Memakai hijab itu adalah panggilan hati. Jadi kalau hatinya tidak sreg maka tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang jelas dengan operasi ini maka masyarakat akan membiasakan diri untuk selalu memakai hijab. Sebab dari terpaksa nantinya akan menjadi terbiasa,” ungkapnya. (Syamsul Akbar/Anam)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya
Terkini
Lihat Semua