Daerah

Pesan Ketua PWNU Jabar di Konfercab NU Sumedang

Ahad, 28 Juli 2019 | 11:00 WIB

Pesan Ketua PWNU Jabar di Konfercab NU Sumedang

Ketua PWNU Jabar, H Haan Nuri Hidayatulloh

Sumedang, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Hasan Nuri Hidayatulloh mengatakan, ada satu nasehat yang menarik dari Mbah Hasan Nawawi Sidogiri. Beliau menceritakan, suatu saat ketika Mbah Hasyim Asy'ari baru mendirikan NU dan meminta Mbah Ridwan Abdullah istikharah lambang NUnya kaya apa, setelah lambang NU nya disodorkan kepada Mbah Hasyim Asy'ari. 
 
"Dari hasil istikharah beliau, Mbah Hasyim memerintahkan Mbah Ridwan Abdullah sowan kepada mbah Hasan Nawawi Sidogiri Jawa Timur untuk menanyakan dua hal. Yang pertama, tanya Kepada beliau lambang NU yang seperti ini sudah cocok apa belum, dan menurut beliau bagus apa tidak. Pesan yang kedua, mengajak kepada mbah Nawawi untuk menjadi pengurus NU," ujarnya.
 
Hal tersebut disampaikan saat dirinya menghadiri pembukaan Konfercab ke-13 NU Sumedang yang berlangsung di Gedung Islamic Center Sumedang, Sabtu (27/7). 
Dikatakan, usai menerima merntah dari Mbah Hasyim, berangkatlah Ridwan Abdullah ke sana menyampaikan salam dari Mbah Hasyim. Pertama, menitip pesan untuk menanyakan lambang NU yang hasil istikharah itu sudah bagus apa belum. Jawabnya Mbah Hasan Nawawi, kalau menurut Mbah Hasyim bagus, maka menurut saya bagus. Jadi beliau tidak mengoreksi bintangnya Kurang 1 talinya kurang kenceng dan lain sebagainya. 
 
"Ini adalah ajaran nasehat yang secara tersirat mengajak kita untuk menjadi orang yang tawadu. Tidak semerta-merta orang yang dimintai pendapat itu harus selalu menunjukkan pendapatnya dengan gagasan pikiran nya. seperti ketika dalam Hadits Rasulullah SAW ditanya beberapa pertanyaan, orang yang ditanya belum tentu selalu lebih hebat, selalu lebih benar daripada orang yang bertanya," tandasnya.
 
Dijelaskan, nasehat mbah Nawawi ini berharga buat kita. jadi membawa NU dengan penuh ketawaduan, maka NU dan yang membawa NU akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena, man tawada'a Rafa'ahullah. orang yang tawadhu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
 
"Yang kedua, pesannya Mbah Hasyim Asy'ari kepada Mbah Hasan Nawawi mengajak beliau menjadi pengurus NU, apa jawabnya Mbah Nawawi?, Saya mau dengan syarat saya mau jadi pengurus kalau pengurusnya mau diajak urunan (red-Iuran)," bebernya.
 
Hanya urunan saja, tapi di sini tersirat pesan yang sederhana. Dengan bahasa yang sederhana tapi tersirat makna yang besar. Bahwa NU itu harus besar kemandiriannya, tidak bergantung kepada siapapun, semakin kita bergantung kepada sesama, semakin kita akan nilainya lebih daripada tempat bergantung kepadanya. 
 
"Pendidikan kemandirian yang diberikan oleh Allah kepada Baginda Nabi adalah diwafatkan ayahnya sebelum beliau lahir, sehingga tidak ada tempat sambat (mengeluh) kepada orang tua. Jadi sebenarnya NU ini lahir dan besar karena ittiba," tandasnya. 
 
Lahirnya NU, lanjutnya, mengikuti membangun kemandirian berdakwah dengan akhlak semua itu dibangun dengan pondasi tersebut sehingga NU ini menjadi besar kenapa? karena pelajaran yang diambil dari mengikuti apa yang sudah pernah dijalankan oleh Rasulullah dan para Sahabat. 
 
Konfercab NU Kabupaten Sumedang saat ini mengambil tema 'Kontekstualisme Fikrah Nahdliyah dalam Meneguhkan Kembali Nasionaliame'. Tema ini diambil karena ada kaitannya dengan pascapileg dan pilpres kemarin. Mudah-mudahan dengan adanya Konfercab ini, Nasionaliame warga Sumedang bisa kembali teguh. 
 
Jujun menyampaikan, jumlah peserta Konfercab PCNU Kabupaten Sumedang saat ini sebanyak 180 orang. Terdiri dari perwakilan tiap Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Kabupaten Sumedang, perwakilan dari Pengurus PCNU Kabupaten Sumedang, dan Perwakilan Badan Otonom dan lembaga NU yang ada di Sumedang. (Ayi Abdul Kohar/Muiz)