Daerah

PMII STMIK Siap Kawal Program ‘Tasikmalaya Smart City’

Rab, 25 Desember 2019 | 11:30 WIB

PMII STMIK Siap Kawal Program ‘Tasikmalaya Smart City’

Kepedulian aktivis PMII terkait isu strategis yang menimpa warga. (Foto: NU Online)

Tasikmalaya, NU Online
Puluhan aktivis dari Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Tasikmalaya, Jawa Barat menggelar audiensi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tasimalaya.
 
Pertemuan yang berlangsung di di aula Diskominfo, jalan Ir H Juanda, Kota Tasikmalaya tersebut untuk mempertanyakan implementasi program ‘Tasikmalaya Smart City’. 
 
Ketua PK PMII STMIK, Ali Dai Almahdi mengatakan selama 3 tahun terakhir konsen mengawal implementasi program Tasikmalaya sebagai Kota Cerdas (smart city) yang dicanangkan Diskominfo. Namun menyayangkan, tidak adanya keterbukaan informasi kepada masyarakat perihal penerapannya di lapangan.
 
“Padahal sepengetahuan kami, program Tasik Smart City ini merupakan salah satu program prioritas Dinas Kominfo. Bahkan anggaran yang digelontorkan mencapai miliyaran setiap tahunnya,” katanya, Senin (23/12).
 
Ali mengatakan sejak Tahun 2016, PMII STMIK telah beraudiensi dengan Kepala Dinas Kominfo, namun sayangnya konsep yang ditawarkan juga tidak begitu jelas. 
 
“Dan kelompok muda jarang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan seperti musrenbang sektoral atau musrenbang tingkat Kota Tasikmalaya, padahal seharusnya Diskominfo bisa merangkul semua kalangan untuk meningkatkan partisipasi public,” ujarnya.
 
Pemerintah Kota Tasikmalaya telah mengeluarkan Perwalkot Nomor 36 Tahun 2017 tentang Tasikmalaya Smart City dan SK Wali Kota nomor: 55/Kep.363-Kominfo/2017 tentang pembentukan Dewan Tasikmalaya Smart City masa bhakti 2017-2021.
 
“Siapa saja dewan Tasikmalaya Smart City ini, bagaimana mekanisme pemilihannya? Apa saja kerjanya? Kami tidak pernah tahu,” ungkapnya. Karenanya diharapkan Diskominfobisa transparan, dan melibatkan berbagai kalangan dalam perencanaan pembangunan, lanjutnya. 
 
Selain itu, yang juga disampaikan pentingnya menyampaikan kepada publik tentang progres program dengan mengoptimalkan website pemerintah dan media.
 
“Hal tersebut penting agar tidak ada suudzan dari warga kepada pemerintah, karena bagaimanapun juga anggaran yang digunakan adalah anggaran rakyat,” ujarnya.
 
Ali menjelaskan, ada banyak indikator sebuah kota dikataan sebagai smart city, di antaranya jika sudah mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi hingga level tertentu dalam proses tata kelola dan operasional sehari-hari.
 
“Smart city yang dicanangkan Diskominfo seharusnya mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikas dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan untuk memperbaiki pelayanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan warga,” ujarnya.
 
Namun fakta yang ditemukan di lapangan berkata lain. Seperti website pemerintah yang tidak pernah dikelola dengan baik, akun media sosial yang sebagian besar hanya formalitas, tidak pernah ada interkasi. Di twitter kalau ada direct message tidak pernah direspons, bahkan masih banyak hoaks bertebaran dan dipercayai warga. 
 
“Lantas di mana letak Tasikmalaya sebagai kota pintar?” sergah Ali.
 
Kepala Diskominfo Kota Tasikmalaya, Asep Maman Permana, mengatakan sangat setuju adanya kontribusi dari pihak lain agar bisa membantu proses terciptanya konsep sistem pemerintahan berbasis IT. Karena dengan adanya bantuan dari luar, diharapkan dapat mempercepat dalam tatanan proses agar segera diimplementasikan.
 
Menurutnya, dalam mewujudkan sistem pemerintahan berbasis IT, yang menjadi persoalan adalah berkaitan dengan masalah SDM, terutama di dalam ranah kompetensi. 
 
“Dengan adanya rekan-rekan rasanya ada partner kerja sehingga kami berharap dengan pertemuan ini sebagai awal dari pertemuan selanjutnya. Terutama bagaimana caranya memberikan pelayanan terhadap masyarakat secara optimal,” ucapnya.
 
Berkaitan proses sistem pemerintahan berbasis teknologi di Kota Tasikmalaya, baru dalam tatanan proses belum dalam tatanan implementasi. Sehingga dalam tatanan proses ini, dirinya berharap ada kontribusi pemikiran yang berkaitan dengan agar tidak terlalu lama. 
 
“Jadi, setelah tatanan proses selesai baru ke tatanan implementasi,” terang Asep.
 
Smart city merupakan hasil dari keberhasilannya program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya. Dimana Kominfo sangat berperan penting agar terimplementasikannya program pemerintah di ranah masyarakat.
 
Smart city adalah ending dari kehidupan. Tugas dan fungsi Kominfo di dalam memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat harus optimal. 
 
“Sehingga apabila optimalisasi pelayanan info kepada masyarakat dapat berimplikasi terhadap partisipasi dalam segala kehidupan dan penghidupan di Kota Tasikmalaya, khususnya di dalam membangun ataupun mendukung program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tasikmlaya,” pungkas Asep. 
 
Editor: Ibnu Nawawi