Daerah HARI SANTRI 2019

Santri Jangan Hanya Jadi Obyek Ekonomi Kapitalis

Sen, 21 Oktober 2019 | 20:00 WIB

Santri Jangan Hanya Jadi Obyek Ekonomi Kapitalis

Halaqah Aswaja dan Kebangsaan, Ansor Brebes, Jateng (Foto: NU Online/Wasdiun)

Brebes, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor yang pada hakekatnya adalah kaum santri jangan hanya menjadi obyek ekonomi kapitalis. Tetapi harus mampu membangun ekonomi umat, ekonomi kerakyatan. Belum terlambat untuk melangkah kepada kemandirian ekonomi. Karena Santri sudah lama ditempa dalam kehidupan yang penuh perjuangan. 
 
"Membangun ekonomi umat, juga suatu perjuangan yang membutuhkan daya juang yang kuat, permodalan, dan kerja sama tim tersebut telah dimiliki oleh santri dan sudah sepatutnya untuk diwujudkan," ujar Sekretaris PCNU Kabupaen Bandung, Jawa Barat, KH Imron Rosyadi.
 
Hal itu diungkapkan saat menjadi pembicara pada 'Halaqah Aswaja dan Kebangsaan' Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah di gedung serbaguna Balai Desa Karangbandung, Kecamatan Ketanggungan Ahad (20/10).
 
"Santri harus mampu berperan membangun ekonomi umat dan ekonomi kerakyatan, jangan hanya jadi obyek ekonomi kapitalis," ajaknya.
 
Bergerak dalam bidang ekonomi lanjutnya, bisa dimulai dari hal-hal kecil yang belum dijamah perusahaan-perusahaan besar. Ekonomi kreatif, bisa menjadi embrio untuk mengembangkan ekonomi umat.
 
Di sisi lain, Santri juga harus menguasai manajemen. Yang muaranya menjadi bekal sebagai pemimpin-pemimpin bangsa di segala bidang. Seperti menjadi Kepala Desa, Anggota Dewan, Kepala BUMN, BUMD, Kepala Dinas, Gubernur, Menteri, bahkan Presiden agar Kebijakannya sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan bermanfaat untuk umat.
 
"Kalau sekadar jadi pemimpin tahlilan dan yasinan saja, itu mah sudah menjadi santapan harian," selorohnya disambut gelak tawa hadirin.
 
Ketua PAC GP Ansor Ketanggungan Arif Rahman menjelaskan, Halaqah Aswaja dan Kebangsaan digelar sebagai upaya menguatkan kembali paham Aswaja bagi para santri yang tergabung dalam Ansor Banser di Kecamatan Ketanggungan. Juga untuk menambah wawasan kebangsaan mereka.
 
Ketua Panitia halaqah Bambang Santoso menambahkan, selain halaqah juga diisi atraksi Banser, pembagian sertifikat diklatsar, dan Pelantikan Pengurus Pimpinan Ranting GP Ansor Karangbandung.
 
Pemateri lain Sekretaris PWNU Jawa Tengah KH Hudallah Ridlwan berpesan agar Ansor Banser memperkuat Jam'iyah. Di setiap ranting supaya dibentuk MDS Rijalul Ansor karena ruhnya Ansor Banser adalah Jam'iyahan.
 
"Ansor Banser lahir dari rahim santri, lebih-lebih telah menjadi santrinya Mbah Hasyim Asy'ari," tandasnya.
 
Gus Huda, mewanti wanti agar di setiap ranting dan anak ranting baik di Mushala maupun Masjid dibentuk MDS Rijalul Ansor. Kita harus yakin akan posisi dan berada di jalur yang benar, jalurnya para pejuang Islam Ahlussunah Wal Jamaah.
 
"Lahirnya Hari Santri, adalah bentuk Perjuangan Ansor Banser yang saat itu masih menjadi Laskar Santri yang bernama Hizbullah dan Sabilillah," pungkasnya. 
 
Kontributor: Wasdiun
Editor: Abdul Muiz