Daerah

Setan Digariskan Menggoda Manusia, Ini Cara Menghadapinya

Sab, 31 Agustus 2019 | 06:30 WIB

Setan Digariskan Menggoda Manusia, Ini Cara Menghadapinya

Pimpinan Majelis Badar Aulia, KH Mulyadi Mughni (foto: Kendi Setiawan/NU Online)

Bogor, NU Online

Selama hidup di dunia, manusia digariskan menjadi sasaran godaan setan dan iblis. Jika misi iblis menggoda manusia berhasil, pada akhirnya iblis dan setan tertawa melihat para manusia yang menjadi pengikutnya masuk ke dalam neraka.

 

Hal tersebut diungkapkan Pimpinan Majelis Badar Aulia, Desa Ligarmukti, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, KH Mulyadi Mughni saat mengisi pengajian mingguan Majelis Badar Aulia di Pesantren Baitul Nun, Ligarmukti, Kamis (29/8) malam.

 

Kiai Mulyadi mengatakan, dalam Al-Qur’an Surat Yasin ayat 60 Allah Swt berfirman, Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.

 

Oleh karena itu, kata Kiai Mulyadi, setiap orang yang beriman harus mempunyai tameng, senjata atau perisai untuk menghadapi godaan iblis dan setan. Menurutnya, godaan iblis dalam bentuk yang berbeda-beda.

 

“Dari pribadi kita, keluarga, sesama warga negeri kita, bahkan oleh orang orang yang kita cintai,” katanya.

 

Kiai yang juga Pengasuh Pesantren Baitul Nun dan masuk sebagai Dewan Pengasuh di Pesantren Darul Mugni Klapanunggal ini menggambarkan iblis dan setan akan merasuk dalam setiap aliran darah. Di mana ada ruang yang terbuka dalam diri manusia, setan dan iblis akan masuk, menjerat, dan menangkap umat beriman, sehingga manusia menjadi terpedaya.

 

“Mari kita melihat ke dalam diri kita. Kita pernah terjerat dalam godaan mereka (setan dan iblis). Kita pernah berdosa, berbohong, riya, ujub, pernah marah, pernah melakukan kekufuran, kemusyrikan yang mungkin tanpa disadari,” papar Kiai Mulyadi mengajak jamaah merenung.

 

Ia meneruskan, dengan sifat atau tingkah laku manusia yang terjebak dalam dosa-dosa, menjadi pengalaman, bahkan juga pengingat tentang adanya potensi lupa dalam diri. “Kita harus selalu eling lan waspada (ingat dan waspada). Mawas diri, murakabah (merasa selalu diawasi Allah) agar betul-betul siap,” ungkap alumni Pesantren Darul Rahman Jakarta ini.

 

Kiai Mulyadi juga mengingatkan, godaan setan dan iblis datang bukan hanya dalam waktu-waktu tertentu, akan tetapi setiap saat. Karenanya manusia tidak boleh lengah sedikit pun. Segala upaya perlu dilakukan sebagai kesigapan umat manusia untuk menghadapi godaan setan.

 

"Sebagai perlindungan kita tak henti-hentinya dengan dzikrullah. Menyebut asma Allah sebanyak-banyaknya. Karena Allah tempat bersandar. Berdzikir untuk melawan serbuan, rayuan, bujukan setan, dengan murakabah, mawas diri. Jangan melepas Allah dalam kehidupan kita,” tegasnya dalam acara yang juga dikunjungi Kelompok Garuda KKN Mahasiswa Unusia.

 

Terkait ungkapan Allah tempat bersandar, Kiai Mulyadi mengatakan, hal itu juga dilandaskan karena dalam Al-Qur’an disebutkan Allah bersama manusia di mana pun berada. “Kita harus membuka kehadiran Allah dalam kesadaran diri kita. Ada Allah bersama kita. Itu yang kita harus ingat terus,” ujar Kiai Mulyadi.

 

Majelis Badar Aulia aktif melakukan kajian tasawuf dan kitab kuning. Sejauh ini pengajian selain dilakukan rutin sepekan sekali, pengajian bulanan setiap hari Ahad pekan terakhir setiap bulan. Kedua pengajian ini diadakan di Pesantren Baitul Nun. Selain itu, juga diadakan pengajian bulanan Cisarua, Bogor.

 

Adapun Kelompok Garuda merupakan nama salah satu kelompok KKN Unusia 2019 yang mengadakan KKN di Desa Ligarmukti, Klapanunggal. Program dan kegiatan KKN ini berlangsung sejak 28 Juli dan berakhir 30 Agustus 2019. Anggota KKN Kelompok Garuda terdiri dari 14 mahasiswa dari beragam program studi seperti Sosiologi, Sistem Informasi, Akutansi, Pendidikan Guru PAUD, dan Psikologi.

 

Pewarta: Kendi Setiawan

Editor: Aryudi AR